taufan sukma
IDXChannel - Langkah TikTok memperluas penetrasi ke pasar Indonesia diyakini tidak akan berhenti pada aksi akuisisi PT Tokopedia Indonesia, yang sebelumnya telah terealisasi pada Januari 2024 lalu.
Kini, raksasa media sosial milik ByteDance tersebut dirumorkan tengah mengincar platform online yang bergerak di bisnis voucher restoran, penerbangan hingga layanan perhotelan.
Adalah South China Morning Post (SCMP), salah satu media massa nasional di China, yang menyebut bahwa gurita bisnis ByteDance melalui TikTok berambisi untuk semakin memperkuat penetrasinya sektor layanan lokal di kawasan Asia Tenggara. Dan dua negara Asia Tenggara yang menjadi incaran prioritas adalah Indonesia dan Thailand.
"Awalnya, yaitu dengan membuka kemungkinan agar pengguna di Indonesia dan Thailand bisa mendapatkan voucher restoran, penerbangan dan hotel melalui tautan di feed mereka," tulis SCMP dalam laporannya, Jumat (12/7/2024).
Berdasarkan sumber internal yang tidak diungkap identitasnya, laporan SCMP menyebut bahwa pihak TikTok akan mendorong para pemilik restoran dan pedagang di kedua negara tersebut untuk bergabung dengan layanan yang telah disediakan dalam platform TikTok.
Tak hanya itu, TikTok juga berencana untuk terjun dalam kategori rekreasi, yang memungkinkan pengguna memperoleh kupon untuk penerbangan dan hotel yang disediakan oleh penyedia layanan pihak ketiga.
Berdasarkan situs rekrutmen resmi TikTok, diketahui terdapat hampir 30 lowongan terkait untuk bisnis layanan lokalnya di Singapura, Jakarta, dan Bangkok.
Dalam pernyataan resminya kepada SCMP, pihak Tiktok mengaku bahwa operasi layanan lokal di Thailand dan Indonesia masih dalam tahap pengujian.
Di Asia Tenggara, TikTok juga mengaku berencana bekerja sama dengan operator domestik untuk dapat menggarap layanan lokal on-demand, seperti pesan-antar makanan.
Dengan berbekal laporan tersebut, sejumlah pihak pun mulai mengembangkan spekulasi, bahwa sasaran akuisisi TikTok selanjutnya, mengarah pada Tiket.com dan Traveloka.
Spekulasi ini didasarkan pada fakta bahwa kedua perusahaan tersebut merupakan dua pemain besar di bisnis layanan pembelian tiket, penginapan/hotel dan tempat wisata di Indonesia.
Meski demikian, sejauh ini belum ada data pendukung dan juga statement lebih lanjut dari pihak-pihak terkait yang dapat memperkuat ataupun membantah spekulasi yang mulai beredar di kalangan investor tersebut. (TSA)
