BANKING

Aksi Jual Saham Perbankan Dipimpin oleh Deutsche Bank

Kunthi Fahmar Sandy 25/03/2023 11:40 WIB

Gelombang berita buruk terus menghantam sektor perbankan dan gelombang ini tampaknya tidak akan berubah dalam waktu dekat.

Aksi Jual Saham Perbankan Dipimpin oleh Deutsche Bank (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan perbankan asal Jerman, Deutsche Bank memimpin aksi jual saham-saham perbankan Eropa disaat memuncaknya kekhawatiran akan adanya bank-bank lain yang mengalami kesulitan pasca penggabungan antara UBS dan Credit Suisse pada minggu lalu.

Bagaimanapun juga, beberapa ahli strategi dan investor pun memperingatkan ini mungkin adalah sebuah aksi jual yang dipicu oleh ketakutan, alih-alih dipicu oleh kekhawatiran akan likuiditas di Deutsche.

Melalui sumber dari The Guardian, Sabtu (25/03/2023), sebagian besar saham di bank Jerman merosot sebanyak 14% sebelum kembali pulih hingga berakhir dengan penurunan sebanyak 8,6% pada hari Jumat.

Akibatnya, mereka telah kehilangan 28% dari awal bulan. Tidak hanya itu, indeks bank-bank Eropa Stoxx 600 pun turun sekitar 4% dan juga indeks perbankan Inggris ikut turun lebih dari 3%.

Bahkan, di New York, indeks bank KBW juga turun hampir 2% pada perdagangan pagi.

"Ketika harapan telah meningkat bahwa penularan akan dapat diatasi, saham-saham perbankan di Eropa kembali terpukul oleh kekhawatiran bahwa masalah-masalah baru dapat mengintai," tutur Susannah Streeter, kepala uang dan pasar di Hargreaves Lansdown.

"Gelombang berita buruk terus menghantam sektor perbankan dan gelombang ini tampaknya tidak akan berubah dalam waktu dekat," tambahnya.

Kendati demikian, seorang manajer portofolio di sebuah perusahaan manajemen aset besar mengatakan, "suasana buruk" tidak berarti bahwa ada keyakinan bahwa Deutsche akan jatuh secara tiba-tiba. "Saya belum bisa melihatnya," kata mereka, ia pun menambahkan bahwa "kekhawatiran akan penularan bisa menjadi penularan itu sendiri".

Namun, dalam sebuah konferensi pers, Kanselir Jerman, Olaf Schol menyatakan, Deutsche Bank telah memodernisasi dan menata ulang bisnisnya secara fundamental dan merupakan bank yang sangat menguntungkan.

"Selama bertahun-tahun, kami telah mengambil keputusan yang sangat tepat sehubungan dengan stabilitas bank-bank kami di Eropa," lanjutnya.

Sayangnya, media sosial menjadi faktor yang diyakini telah mempercepat nasib dari Credit Suisse, kini muncul lagi dengan kekhawatiran mengenai Deutsche, dengan grafik yang menunjukkan sebuah bentuk asuransi utang yang disebut credit default swap (CDS). Apabila angka ini akan melonjak naik, maka bisa dipastikan bahwa investor percaya bahwa entitas di balik CDS kemungkinan besar akan gagal membayar hutangnya.

Dan juga, kesibukan di media sosial itu menunjukkan masalah, mulai dari kepercayaan diri dan pasar yang sudah berlangsung lama, dimana "orang-orang telah mengalami kepanikan", ungkap seorang ahli strategi di sebuah perusahaan asuransi besar di Amerika Serikat.

"Dinamika dari sebuah bank run selalu merupakan bisikan-bisikan dari Cina. Ini mungkin lebih merupakan masalah kecepatan daripada ukuran," jelasnya.

(Penulis Muhammad Fitrah Danuarta)

(SAN)

SHARE