BANKING

Antisipasi Dampak Perang Rusia-Ukraina, Bank Sentral Eropa Siap Borong Obligasi

Taufan Sukma/IDX Channel 25/03/2022 14:50 WIB

Sejumlah lembaga keuangan dunia mulai berhitung tentang dampak jangka panjang dari perang Rusia-Ukraina yang berpotensi memantik terjadinya resesi internasional

Antisipasi Dampak Perang Rusia-Ukraina, Bank Sentral Eropa Siap Borong Obligasi (foto MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah lembaga keuangan dunia mulai berhitung tentang dampak jangka panjang dari perang Rusia-Ukraina yang berpotensi memantik terjadinya resesi internasional.

Setelah Bank of England (BoE) yang tengah mempertimbangkan kebijakan mempertebal cadangan modal bagi bank-bank di wilayahnya, kini giliran Bank Sentral Eropa (Europe Central bank/ECB) yang sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang program pencetakan uangnya setelah musim panas.

Perpanjangan program pencetakan uang menjadi salah satu opsi untuk mengantisipasi nilai tukar euro yang berpeluang tertekan dan mengarah ke jurang resesi, akibat terdampak dari perang Rusia-Ukraina.

ECB pada awal bulan ini diketahui akan segera mengakhiri skema stimulus pembelian obligasi musim panas dan bersiap menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya selama lebih dari satu dekade terakhir. Kenaikan suku bunga diharapkan dapat mengatasi tekanan kenaikan inflasi yang datang tiba-tiba.

"Bank sentral harus bersiap dengan segala kemungkinan ketika situasi memburuk. (Kondisi) Ini akan sangat bergantung pada (pasokan) gas Rusia dan bahan mentah lainnya. Jika kita sekarang jatuh ke dalam resesi yang dalam, kita harus kembali memikirkan (opsi) itu," ujar Anggota dewan ECB, Isabel Schnabel, dalam sebuah wawancara di Jerman, Kamis (24/3/2022).

Sementara untuk opsi lain, menurut Schnabel, pihaknya bisa saja mengakhiri pembelian obligasi pada kuartal ketiga dan segera menaikkan suku bunga sewaktu-waktu, menyesuaikan dengan pergerakan inflasi yang juga terus berkembang.

Sebelumnya, ECB telah memprediksi bahwa perekonomian eropa bakal tumbuh sebesar 3,7 persen pada tahun ini. Proyeksi pertumbuhan bahkan masih akan bertambah bila sanksi yang lebih ketat dikenakan pada Rusia. Bank sentral yang menaungi 19 negara Eropa tersebut melihat potensi inflasi barada di atas atau tepat pada target 2,0 persen tahun ini. (TSA)

SHARE