BANKING

Belum Sasar Segmen Ritel, Ini Fokus Layanan Digital BTPN Syariah (BTPS) 

Anggie Ariesta 13/09/2022 12:27 WIB

Jika dibandingkan dengan kondisi market sekarang ini, belum ada bank yang mampu menyasar kualitas pendanaan ritel.

Belum Sasar Segmen Ritel, Ini Fokus Layanan Digital BTPN Syariah (BTPS) (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) belum lama ini menyempurnakan layanan e-channel bagi nasabah pendanaan melalui Tepat Mobile Banking dan internet banking untuk mengoptimalkan kemudahan bertransaksi. 

"Secara target sih kita masih menyasar target funding untuk segmen middle income dan atas jadi sifatnya belum ke ritel lebih luas," kata Direktur BTPS Fachmy Achmad dalam Press Conference Public Expose Live 2022, Selasa (13/9/2022).

Hal itu karena Fachmy menilai marketing dan proses penjualan bakal masif ke segmen ritel dengan market yang lebih luas. Jika dibandingkan dengan kondisi market sekarang ini, belum ada bank yang mampu menyasar kualitas pendanaan ritel.

"Apa yang kita lakukan saat ini adalah kita hanya berusaha fokus dengan apa yang kita targetkan dengan middle income ke atas dan kita memberikan bantu lebih mudah, karena sebelumnya kita tidak punya mobile banking," jelas Fachmy.

Adapun dengan adanya mobile banking saat ini, nasabah yang sudah ada bisa semakin nyaman dengan BTPN Syariah. Sehingga secara otomatis, mereka akan menempatkan dananya semakin banyak di BTPN Syariah.

Sedangkan untuk target DPK sendiri sampai dengan tahun ini, Fachmy menyebut simple karena DPK tidak lebih besar daripada dana pembiayaan.

"Karena pembiayaan kita tahun ini targetkan low double digit, untuk DPK sendiri kita harap bisa bertumbuh sejalan dengan pembiayaan, yang kita harapkan dengan adanya mobile banking dan internet banking pasar akan lebih baik kedepannya," jelas Fachmy.

Hingga 30 Juni 2022, Penyaluran pembiayaan mencapai Rp 11,1 triliun, naik 11% year on year (yoy) dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu.

Pertumbuhan pembiayaan disertai kualitas pembiayaan yang tetap sehat. Hal ini tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di bawah ketentuan regulator.

Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 11,9 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 856 miliar atau melebih NPAT tahun 2021 yang sebesar Rp 770 miliar.

Sejalan dengan itu, aset perusahaan juga melonjak. Tercatat aset BTPN Syariah mencapai Rp 20,2 triliun, atau meningkat 16% yoy dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

(DES)

SHARE