BANKING

BI Ajak Merchant Tak Khawatir Pakai QRIS, Ini Alasannya

22/01/2024 15:55 WIB

Bank Indonesia (BI) menjelaskan saat ini QRIS telah distandarisasi oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

BI Ajak Merchant Tak Khawatir Pakai QRIS, Ini Alasannya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) menjelaskan saat ini QRIS telah distandarisasi oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Sehingga, merchant tidak perlu khawatir akan adanya fraud.

Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Fitria Irmi Triswati, menjelaskan sebelum peluncuran QRIS pada 2019, merchant menggunakan masing-masing QR code sehingga terdapat berbagai macam QR code sebagai metode pembayaran.

"Sekarang dengan hadirnya QR yang sudah distandarisasi, pengguna menjadi lebih praktis, nyaman, aman, murah, cepat, dan andal," ujar Fitria pada podcast bersama BI, dilansir Senin (22/1/2024).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Grup Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Ricky Satria, memastikan QRIS aman karena sudah disusun bersama dan melewati proses uji coba selama 6 bulan untuk menjamin integrated, interconnected, dan interoperable sebelum launching secara nasional.

Selain itu dengan memakai metode pembayaran QRIS, merchant menjadi lebih efisien mengatur keuangan karena tidak perlu cash handling.

Syarat mendaftar QRIS

Salah satu syarat ketika mendaftar QRIS yaitu merchant harus mempunyai rekening bank. Dengan adanya rekening bank, semua transaksi akan tercatat dengan rapi dan akurat yang memudahkan merchant dalam mengatur keuangannya.

Ricky juga memastikan keamanan merchantterjamin. Bisa dipastikan untuk kesalahan sistem dalam bertransaksi hampir tidak ada.

"Karena speknya terstandarisasi, kasus transaksi terselip dipastikan hampir tidak ada, kecuali kesalahan nominal yang dimasukan oleh konsumen. Kalaupun terjadi masalah, dana tersebut pasti terlihat di sistem," terang Ricky.

Tantangan terbesar dalam pengimplementasian QRIS di Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi digital masyarakat. 

"Sebetulnya tantangan utamanya adalah mengenai literasi digital dari masyarakat sendiri, bagaimana awareness mereka gitu," ujar Fitria, menambahkan. (NIA)

SHARE