BI Bengkulu Siapkan Uang Tunai Rp2,2 Triliun Selama Ramadan dan Idul Fitri
Jumlah yang disediakan sebanyak Rp2,29 triliun. Terdiri dari Rp2,04 triliun UPS dan Rp246 miliar UPK.
IDXChannel - Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Bursya, Kantor Perwakilan BI Bengkulu siap memenuhi kebutuhan uang kartal di bulan Ramadan dan Idul Fitri 1443 H/2022.
Jumlah yang disediakan sebanyak Rp2,29 triliun. Terdiri dari Rp2,04 triliun UPS dan Rp246 miliar UPK.
"Itu siap untuk didistribusikan melalui penarikan bank serta melalui kas titipan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Penyediaan tersebut meningkat 26 persen, dibandingkan tahun 2021, sebesar Rp1,81 triliun," kata Bursya, dalam keterangan yang diterima Jurnalis MPI, Kamis (7/4/2022).
Untuk menjamin kelancaran distribusi uang kartal pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, lanjut Bursya, Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, telah berkoordinasi dengan perbankan untuk membuka lokasi layanan penukaran di 32 Bank.
Di mana 13 bank di wilayah Kota Bengkulu dan 19 bank di wilayah Kas Titipan Bank Indonesia, di Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Mukomuko, dan Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, juga akan melaksakan kegiatan penukaran uang melalui kas keliling dengan jumlah uang kartal yang disediakan sebanyak Rp1,8 miliar.
"Kegiatan tersebut akan dilaksanakan sebanyak 7 kali selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 1443H/2022, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku," jelas Bursya.
Untuk menghindari kerumunan, lanjut Bursya, masyarakat diharapkan memesan penukaran terlebih dahulu melalui aplikasi PINTAR, yang dapat diakses pada laman https://pintar.bigoid, sebelum hadir ke lokasi kas keliling.
"Pada aplikasi tersebut, masyarakat dapat melihat ketersediaan dan kesesuaian pecahan uang dengan kebutuhan, serta lokasi dan waktu operasional kas kelling," jelas Bursya.
Selain menjamin ketersediaan uang tunal, terang Bursya, Bank Indonesia, terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pembayaran non tunai. Melalui, QRIS, uang elektronik, B-FAST, dan digital banking yang dapat meminimalisir kontak fisik dalam bertransaksi.
Saat ini perkembangan non tunai di Provinsi Bengkulu, sampai Bursya, menunjukkan tren peningkatan yang tercermin dari meningkatnya jumlah penggunaan QRIS yang mencapai 82.652 merchant hingga April 2022, atau tumbuh sebesar 108 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan kesadaran manfaat pembayaran non tunai melalui QRIS, khususnya selama pemberlakuan physical distancing.
Bank Indonesia, selalu mendorong penggunaan non tunai pada pandemi COVID-19, dengan cara mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien.
Caranya, dengan meningkatkan limit transaksi QRIS semula Rp5.000.000, menjadi Rp10.000.000, berlaku sejak 1 Maret 2022.
Lalu, menurunkan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk merchant kategori Badan, Layanan Umum (BLU) Public Service Obligation (PSO) yang semula 0,7 persen menjadi 0,4 persen berlaku sejak 1 Juni 2021.
"Kita juga memperkuat edukasi dan sosialisasi QRIS baik dari sisi supply dan demand, memperkuat infrastruktur pembayaran digital dan meningkatkan literasi digital, dalam rangka mendorong digitalisasi serta elektronifikasi transaksi keuangan Pemerintah Daerah," pungkas Bursya.
(SAN)