BTN (BBTN) Sebut Backlog Rumah di Indonesia Tertinggi di ASEAN
BTN mencatat backlog (kebutuhan) rumah di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai sekitar 3,6 persen.
IDXChannel - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat backlog (kebutuhan) rumah di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai sekitar 3,6 persen.
Selain itu, rasio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih rendah, hanya sekitar 3,4 persen, jauh di bawah negara tetangga seperti Filipina yang mencapai 7–8 persen.
"Artinya potensi bisnis di sektor ini sangat besar. Tidak heran Presiden Prabowo Subianto menempatkan program perumahan sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo saat peluncuran Kick Start BTN Housingpreneur 2025, Selasa (28/10/2025).
Sektor perumahan, menurut Setiyo, memberikan multiplier effect yang luas, karena berpengaruh langsung ke 172 sektor industri dan yang menarik, 95 persen industri perumahan di Indonesia bersumber dari lokal, sehingga kuat mendorong ekonomi dalam negeri.
BTN Housingpreneur merupakan gerakan akar rumput untuk menjaring ide-ide segar dan solusi nyata dalam menjawab tingginya tantangan kepemilikan rumah di Indonesia.
“Masih banyak keluarga di Indonesia yang belum memiliki rumah. Sebagai negara terbesar di ASEAN, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB kita justru paling rendah di kawasan. Melalui BTN Housingpreneur, kami ingin mendorong munculnya inovator yang bisa menawarkan solusi nyata untuk menjawab masalah perumahan dan menghasilkan bisnis dari inovasi tersebut,” ujar Setiyo
Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, menambahkan perseroan ingin para peserta Housingpreneur menghadirkan ide-ide inovatif yang juga menggunakan bahan ramah lingkungan, hemat energi, serta mendukung prinsip keberlanjutan.
Ramon menegaskan bahwa ajang ini terbuka tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi pengusaha yang sudah berjalan.
“Kami juga membentuk komunitas alumni dari tiap angkatan. Mereka saling berbagi pengalaman, berkolaborasi, bahkan menciptakan proyek bersama. Jadi, Housingpreneur bukan sekadar lomba, tapi sebuah movement untuk melahirkan wirausaha muda di ekosistem perumahan nasional,” tuturnya.
Direktur Pengembangan Kerja Sama, Komersialisasi Aset, dan Kawasan Terpadu Universitas Indonesia (UI) Winny Hanifiati Warouw, mengapresiasi kompetisi tahunan ini.
"Dengan mengusung konsep eco-tech housing dan keberlanjutan, BTN Housingpreneur sejalan dengan semangat UI untuk membangun bangsa secara berkelanjutan. Kolaborasi antara kampus, industri, dan lembaga keuangan seperti BTN menjadi kunci lahirnya ekosistem inovasi di sektor perumahan,” tutur Winny.
(kunthi fahmar sandy)