BANKING

DPK Perbankan Tumbuh 7,44 Persen per Maret 2024

Anggie Ariesta 24/04/2024 16:39 WIB

Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Maret 2024 tumbuh 7,44% secara tahunan (yoy).

DPK Perbankan Tumbuh 7,44 Persen per Maret 2024. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Maret 2024 tumbuh 7,44% secara tahunan (yoy). Adapun angka tersebut naik dibandingkan Februari 2024 yang hanya 5,66% (yoy).

"Ketersediaan likuiditas perbankan tecermin pada tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 27,18% yang didukung oleh KLM (kebijakan likuiditas makroprudensial Bank Indonesia," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI Bulan April 2024 secara virtual, Rabu (24/4/2024).

Ia mengatakan, pertumbuhan DPK 7,44% dengan likuiditas perbankan saat ini memadai yang ditandai dengan tingginya rasio alat likuid terhadap DPK (AL/DPK).

Diketahui, pada periode yang sama, BI melaporkan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 12,40% yoy usai tumbuh sebesar 11,28% yoy pada Februari 2024.

Perry menambahkan untuk mencapai target pertumbuhan kredit 2024, perbankan mengoptimalkan pendanaan kredit melalui strategi pengelolaan aset dengan memperhatikan aspek safety, liquidity dan profitability.

BI memperkirakan pada tahun ini, kredit perbankan akan terus meningkat dan berada pada kisaran 10% hingga 12%. Lebih lanjut, untuk mendukung penyaluran kredit, Bank Indonesia terus memperkuat implementasi KLM.

Ke depan, lanjut Perry, penguatan KLM dilakukan dengan mengoptimalkan insentif likuiditas yang tersedia serta memperluas cakupan sektor prioritas yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Penguatan KLM diarahkan dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp 81 triliun sehingga total insentif menjadi Rp 246 triliun," ujarnya.

Selanjutnya, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diperkirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir tahun 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp280 triliun.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif tersebut dengan sinergi kebijakan Pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku dunia usaha agar benar-benar dapat mendukung peningkatan kredit/pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," jelasnya.

(SLF)

SHARE