BANKING

Inflasi Menjinak, Bos BI Pastikan Tak akan Agresif Naikkan Suku Bunga 

Anggie Ariesta 21/12/2022 16:50 WIB

Bank Indonesia (BI) memastikan tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuan atau BI-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Inflasi Menjinak, Bos BI Pastikan Tak akan Agresif Naikkan Suku Bunga. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memastikan tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuan atau BI-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR). Ini karena melihat realisasi inflasi yang dinilai menurun. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, salah satu alasan yang melatarbelakangi pemikirannya ini adalah kondisi inflasi inti Indonesia yang diprediksi terus turun. Bahkan, pada semester I-2023, dia memprediksi inflasi di bawah 4%.

"Dengan adanya seperti subsidi dari Bu Menteri Keuangan, tekanan inflasi terjaga, sehingga kami tidak harus menaikkan suku bunga berlebihan atau seagresif di AS atau negara lain," ujar Perry dalam acara Indonesian Economic Outlook 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Perry menambahkan, BI terus melakukan sinergi ekonomi nasional, terutama dalam bentuk koordinasi fiskal dan moneter. Beberapa di antaranya dengan melakukan transformasi sektor keuangan dalam bentuk digitalisasi, serta ekonomi keuangan hijau.

"Kami akan secara terukur, itu yang kami terus pastikan, inflasi inti kembali di bawah 4% di semester I, as early as possible," ujarnya. 

"Kami terus akan tetap menjaga nilai tukar rupiah, pada masa turbulensinya kami lakukan intervensi. Kami stabilisasikan, tapi tahun depan dengan turbulensi yang agak mereda, kami yakin Rupiah akan menguat ke fundamentalnya," tambah Perry.

Sementara itu, karena terjaga daya beli masyarakat di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi yang masih kuat, hingga stabilnya harga-harga yang bisa dikendalikan pemerintah, tekanan inflasi bisa terus diredam.

Menurut Perry, inflasi mulai semester II-2023 sudah akan di level bawah 4%, turun dari proyeksi tingkat inflasi hingga akhir 2022 di level 5,4%. Sementara itu, inflasi inti katanya sudah akan bisa di level bawah 4% mulai semester I-2023.

"Semester II inflasi IHK di bawah 4% akhir tahun depan, inflasi kita perkirakan di sekitar 3%. Kalau core inflation sudah di bawah 4% di semester I, tapi inflasi IHK karena dampak basenya, akhir tahun depan sekitar 3%," kata Perry.

Sebelumnya, BI diproyeksi belum akan melonggarkan kebijakan moneternya. BI diproyeksi kembali mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25-50 basis poin (bps).

Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 175 bps hanya dalam waktu empat bulan menjadi 5,25%. Kenaikan suku bunga sebesar 175 bps adalah yang paling agresif sejak 2005.

(FAY)

SHARE