Kembalikan Uang Deposan, Pejabat Silicon Valley Bank Jual Saham USD3,6 Juta
Pemerintah AS pada hari Minggu malam mengatakan, bahwa semua deposan di Silicon Valley Bank yang runtuh akan memiliki akses ke uang mereka pada hari Senin pagi.
IDXChannel - Daftar perusahaan dan bank yang berpotensi terpengaruh akibat runtuhnya Bank Silicon Valley pada hari Jumat terus bertambah hingga seorang kepala eksekutif Bank Silicon Valley bernama Greg Becker harus menjual sahamnya senilai USD3,6 juta pada 27 Februari.
Menurut pengajuan SEC, Becker menjual sahamnya dan sekarang berada di bawah pengawasan, termasuk dari seorang kenalan pribadi, bahkan pada hari Minggu seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat California, Ro Khanna, mengatakan bahwa Becker harus mengembalikan uang tersebut.
"Seharusnya ada pengembalian uang tersebut kepada para deposan," kata Khanna dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post yang dikutip melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).
Komentar tajam Khanna mengenai peran pemerintah dalam menalangi bank tersebut dan mengembalikan uang nasabahnya muncul di tengah kehebohan di Washington. Namun, disisi lain perwakilan dari Silicon Valley Bank tidak segera membalas permintaan komentar.
Catatan peringatan pun dikeluarkan oleh Khanna dan ia mengatakan bahwa penjualan tersebut mungkin tidak mengindikasikan adanya kesalahan. Menurutnya, jika ada bukti perilaku buruk maka pemerintah dapat menuntut.
Tidak lama setelah Bank Silicon Valley mengumumkan kerugian sebesar USD1,8 miliar kepada para pemegang saham yang memicu pelarian, Federal Deposit Insurance Corporation menutupnya pada hari Jumat dan mengambil alih kendali atas simpanannya.
Sementara itu, pemerintah AS pada hari Minggu malam mengatakan, bahwa semua deposan di Silicon Valley Bank yang runtuh akan memiliki akses ke uang mereka pada hari Senin pagi.
Pengumuman tersebut mencakup deposito yang bernilai lebih dari USD250.000 yang diasuransikan secara federal dan lebih dari 90% nasabah bank tersebut memiliki saldo rekening di atas jumlah tersebut.
"Hari ini kami mengambil tindakan tegas untuk melindungi ekonomi AS dengan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem perbankan kami," ungkap Departemen Keuangan bersama Federal Reserve dan Federal Deposit Insurance Corporation melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).
Sebelumnya, otoritas Federal sangat mempertimbangkan untuk melindungi semua deposito yang tidak diasuransikan oleh Bank Silicon Valley bila regulator tidak menemukan pembeli untuk bank tersebut.
Menteri Keuangan, Janet L. Yellen, mengatakan bahwa pada hari Minggu pemerintah AS telah bekerja sama dengan para regulator untuk menyusun sebuah rencana untuk membantu para nasabah yang terkena dampak.
"Kami telah mendengar dari para deposan dan orang-orang yang prihatin akhir pekan ini. Saya telah bekerja sepanjang akhir pekan dengan regulator perbankan kami untuk merancang kebijakan yang tepat untuk mengatasi situasi ini,” ungkap Janet dalam program Face the Nation CBS melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).
Para kritikus telah memperingatkan, bahwa setiap dukungan dari pemerintah dapat menjadi preseden yang meresahkan, seperti membuat bank-bank lain berharap otoritas federal akan melakukan intervensi jika mereka bangkrut.
Masalah ini juga dapat memicu reaksi populis atas munculnya uang pembayar pajak AS yang digunakan untuk menyelamatkan beberapa orang terkaya di negara ini. Namun, para pejabat pemerintah AS pada Minggu malam mengatakan, bahwa tidak ada kerugian yang terkait dengan rencana mereka untuk mendukung Bank Silicon Valley.
Khanna kembali mengatakan, bahwa pemerintah federal harus membuat nasabah Bank Silicon Valley tetap utuh karena banyak nasabahnya, yang berkisar dari perusahaan yang menyediakan penggajian hingga perkebunan anggur hingga perusahaan rintisan yang bergerak di bidang iklim, tidak melakukan kesalahan apa pun.
"Mereka tidak mengambil risiko. Mereka hanya menyimpan uang mereka di bank dan kami mengatakan bahwa itu perlu dijamin," katanya.
Selain itu, anggota DPR bernama Nancy Mace (R-SC) pada hari Minggu mengisyaratkan penolakannya terhadap bailout dalam komentarnya di "State of the Union" di CNN.
"Kita tidak bisa terus menalangi perusahaan-perusahaan swasta karena tidak ada konsekuensi atas tindakan mereka dan harus bertanggung jawab di negara ini," katanya.
(Penulis Fidya Damayanti magang)
(SAN)