Kredit Macet UMKM Mau Dihapus, Ini Kata Bank Jatim (BJTM)
Pemerintah bakal menghapus kredit macet UMKM di sektor pertanian hingga perikanan.
IDXChannel - Pemerintah bakal menghapus kredit macet UMKM di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan, serta UMKM lainnya. Kebijakan ini berlaku bagi bank-bank BUMN dan BUMD.
Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), Edi Masrianto mengatakan, sebagai bank milik pemerintah daerah, Bank Jatim tak hanya fokus menumbuhkembangkan aset yang bersifat tangible, melainkan memiliki kewajiban pada aset-aset intangible.
"Jadi kami tidak hanya memberikan kredit yang secara bisnis berorientasi pada profit semata, tapi ada kewajiban pada Saudara-Saudara kita termasuk di dalamnya petani dan nelayan," katanya dikutip Senin (11/11/2024).
Dia mengungkapkan, Bank Jatim saat ini memiliki portofolio kredit UMKM di sektor pertanian hingga perikanan sebesar Rp3,8 triliun. Dia menegaskan, kualitas aset Bank Jatim di sektor ini sangat baik dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross hanya 0,5 persen.
"Bukan berarti mereka petani, nelayan nggak mau membayar, tergantung kita memberikan bimbingan dan mengingatkan yang namanya pinjam harus mengembalikan," katanya.
Dia pun memandang positif kebijakan hapus tagih atas kredit UMKM di sektor produktif tersebut. Manajemen juga saat ini masih menunggu aturan pelaksanaan mengenai kebijakan tersebut sebelum memberlakukannya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengatakan, perseroan selama ini memang lebih banyak menggarap kredit konsumtif dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) pemda sebagai nasabah utama (prime customer). Namun, hal ini bukan berarti BJTM mengabaikan sektor UMKM.
"Kami tidak ingin menjadi penonton saja melihat UMKM yang melimpah di Jawa Timur, tapi kami tetap tidak meninggalkan bisnis utama kami di sisi (kredit) konsumtif," katanya.
Di sektor UMKM, kata dia, Bank Jatim mengalokasikan kredit sekitar 45 persen ke sektor-sektor produktif. Selama ini, BJTM memiliki hubungan yang baik dengan pemda, khususnya dinas-dinas terkait perdagangan dan koperasi untuk memperoleh informasi soal calon nasabah UMKM yang potensial.
"Jadi ada kolaborasi antara perbankan dan dinas atau pemda, pemda pasti punya program untuk mengembangkan UMKM. Di situlah kami menyelaraskan program pemda dengan Bank Jatim," katanya.
(Rahmat Fiansyah)