OJK Dorong Lembaga Jasa Keuangan Miliki Infrastruktur Digital Tangguh
Governance, Risk and Compliance (GRC) menjadi elemen utama dalam setiap strategi pembangunan berkelanjutan.
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Lembaga Jasa Keuangan memiliki infrastruktur digital yang tangguh dan aman dalam memitigasi cyber risk.
Hal tersebut antara lain melalui penerbitan ketentuan POJK 11 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi oleh Bank Umum dan POJK 4 tahun 2021 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Lembaga Jasa Keuangan Non Bank serta merilis Pedoman Keamanan Siber (Cybersecurity Guidelines) dan Kode Etik penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang seluruhnya akan terus disempurnakan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan Governance, Risk and Compliance (GRC) menjadi elemen utama dalam setiap strategi pembangunan berkelanjutan.
"Dalam penerapannya, ekosistem GRC perlu mengambil langkah untuk mengintegrasikan environmental, social, and governance (ESG) ke dalam strategi bisnis, sehingga setiap keputusan bisnis harus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, sosial, dan governansi," katanya dalam acara Risk and Governance Summit (RGS) 2024 di Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Selain itu, mengintegrasikan GRC ke dalam transformasi digital. Pemanfaatan teknologi harus disertai tata kelola yang baik dan kepatuhan terhadap regulasi.
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan terkait ESG di seluruh lembaga jasa keuangan agar tidak menciptakan greenwashing penguatan kolaborasi lintas sektor.
OJK mendorong sektor jasa keuangan memobilisasi pendanaan untuk inisiatif dengan panduan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) dan Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS).
“Tidak ada keberhasilan yang bisa dicapai tanpa sinergi. Regulator, industri, dan masyarakat harus berjalan seiring untuk menciptakan ekosistem keuangan yang berkelanjutan. Saya berharap forum ini dapat menjadi ajang untuk berbagi pengalaman, memperkuat kolaborasi, dan merumuskan langkah konkret menuju visi Indonesia Emas 2045 yang berkelanjutan," kata Mahendra.
(kunthi fahmar sandy)