BANKING

OJK Proyeksi The Fed Masih Pertahankan Suku Bunga Tinggi, Ini Alasannya

Dinar Fitra Maghiszha 13/05/2024 18:31 WIB

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengatakan negeri Paman Sam masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih tinggi.

OJK Proyeksi The Fed Masih Pertahankan Suku Bunga Tinggi, Ini Alasannya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Penguatan ekonomi Amerika Serikat menjadi perhatian bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terutama dalam memproyeksi ke mana arah laju suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengatakan negeri Paman Sam masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih tinggi.

Kondisi ini berlansung meskipun pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS melambat menjadi 1,6% pada kuartal I-2024. Sehingga, hal ini diyakini kembali mendorong ekspektasi suku bunga tinggi lebih lama atau higher-for-longer.

"Artinya ekspektasi maupun prakiraan terjadinya pemotongan tingkat Fed Fund Rate dalam waktu dekat berkurang," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK OJK, Senin (13/5/2024).

Berbeda dari The Fed, OJK menilai Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BOE) justru akan segera memangkas bunga acuan.

Mahendra menyebut kedua otoritas tertinggi Uni Eropa itu masih dihadapkan pada dilema antara pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang masih tinggi di kawasan Eropa.

"Pasar mengekspektasikan baik ECB maupun BOE akan memilih menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing," tandasnya.

Sepanjang pekan ini, pelaku pasar bersiap menantikan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang dijadwalkan pada Selasa malam (14/5/2024). Pernyataan Powell dapat menjadi petunjuk mengenai arah kebijakan Fed Fund Rate, sekaligus untuk melihat seberapa besar upaya mereka menahan laju inflasi.

Data tingkat inflasi baik CPI maupun PPI AS juga dinanti pasar. Kedua kabar ini bakal membuktikan seberapa besar level suku bunga AS saat ini berdampak terhadap tingkat konsumsi dan produksi.

(NIA)

SHARE