BANKING

Pengguna Pinjol Meningkat, Penyaluran Pinjaman Tembus Rp476,89 Triliun 

Dinar Fitra Maghiszha 21/12/2022 22:42 WIB

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat pengguna pinjaman online mencapai 93,39 juta.

Pengguna Pinjol Meningkat, Penyaluran Pinjaman Tembus Rp476,89 Triliun (Foto: MNC Media/ Sindonews)

IDXChannel - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat pengguna pinjaman online mencapai 93,39 juta. Dari jumlah itu, penyaluran pinjaman online (pinjol) legal mencapai Rp476,89 triliun per Oktober 2022.

Nilai tersebut merupakan akumulasi dari penyaluran pendanaan pelaku industri fintech lending anggota AFPI yang mempunyai izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Peran industri fintech lending yang semakin mengakar bisa dilihat dari semakin meningkatnya penyaluran pendanaan yang dilakukan," kata Sekretaris Jenderal AFPI Sunu Widyatmoko dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal Indonesia, Rabu (21/12/2022).

Adapun pengguna pinjaman online mencapai 93,39 juta yang terdiri dari akumulasi rekening borrower mencapai Rp92,40 juta, dengan rekening aktif sebesar 18,71 juta. Sedangkan akumulasi rekening lender mencapai 980.370, dengan rekening aktif sebesar 151.240.

Sementara itu, Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech OJK Tris Yulianta mengatakan pelaku industri fintech perlu mempersiapkan mitigasi strategis untuk menghadapi krisis global, seperti ancaman resiko global, biaya dana yang tinggi, serta gelombang pemutusan hubungan kerja yang pada akhirnya menyulitkan pendanaan.

Tris menyebut terdapat enam tantangan yang harus diatasi oleh industri fintech lending sepanjang tahun 2023, yakni: pertama, governance & risk management; kedua, keandalan sistem dan credit scoring; ketiga, pengembangan produk/model bisnis; keempat, hadirnya undang-undang perlindungan data pribadi; kelima, eksplorasi ekosistem; dan keenam,  keamanan siber.

"Namun ada potensi yang dapat dimanfaatkan industri fintech yakni ekonomi digital RI per 2022 mencapai USD77 miliar, dan diperkirakan akan mencapai USD130 miliar pada 2025, dan USD220-360 miliar pada 2030," terangnya.

(DES)

SHARE