BANKING

Perluas Sektor Kredit, BI Tambah Insentif Likuiditas Jadi Rp246 Triliun

Anggie Ariesta 29/04/2024 07:38 WIB

Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia (BI) akan menambah sektor prioritas yang mendapatkan kredit. Sektor apa saja?

Perluas Sektor Kredit, BI Tambah Insentif Likuiditas Jadi Rp246 Triliun (foto anggie)

IDXChannel - Penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia (BI) dilakukan dengan menambah pencapaian insentif likuiditas menjadi sebesar 3,4% dalam mendukung pertumbuhan kredit atau pembiayaan.

Pencapaian insentif likuiditas KLM sampai dengan akhir 2024 diperkirakan mencapai 3,6%.

Kepala Grup Sektor Keuangan Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Nugroho Joko Prastowo mengatakan, pembiayaan sektor prioritas dengan maksimal 2,2% ini akan mendapat tambahan cakupan sektor.

Adapun sektor tambahan ini akan mendapatkan insentif mulai 1 Juni 2024 dan besaran insentif yang diberikan maksimal sebesar 4%.

"Dengan adanya perluasan sektor di Juni nanti, maka ada tambahan Rp81 triliun. Jadi ada tambahan Rp246 triliun, akhir tahun dengan proyeksi yang ada bisa ke Rp280 triliun," kata Joko dalam diskusi Perkembangan Ekonomi Terkini dan Respon Bauran Kebijakan BI, Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4/2024).

Penguatan tersebut dilakukan dengan memperluas cakupan sektor prioritas. yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial.

Menurut Joko, sektor tambahan yang dipilih ini karena sektor tersebut bisa memberikan daya ungkit ekonomi dan tidak berisiko, mendukung ekonomi hijau, serta program pemerintah.

"Ini ditambahin lagi insentif KLM sehingga ini menyebabkan bank punya cukup amunisi, dan kita dorong ke sektor yang daya ungkitnya bagus, kinerjanya bagus, misalnya tadi bank pemerintah mendorong hilirisasi," jelas Joko.

Selain memperluas cakupan sektor yang akan mendapatkan insentif, BI juga memberikan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun, sehingga total insentif menjadi Rp246 triliun.

Selanjutnya, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diperkirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp280 triliun.

Perlu diketahui, pada Maret 2024, nilai insentif KLM sudah mencapai Rp165 triliun. Ini masuk dalam KLM eksisting yang berlaku sejak Oktober 2023 hingga Mei 2024.

(FAY)

SHARE