BANKING

Pertumbuhan Laba Diprediksi Terjaga, Intip Target Saham Bank Jago (ARTO)

Fahmi Abidin 25/03/2024 11:40 WIB

Seiring perseroan mencatatkan hasil positif tahun lalu, pertumbuhan kinerja keuangan PT Bank Jago Tbk (ARTO) diprediksi berlanjut beberapa tahun ke depan.

Pertumbuhan Laba Diprediksi Terjaga, Intip Target Saham Bank Jago (ARTO). (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Seiring perseroan mencatatkan hasil positif tahun lalu, pertumbuhan kinerja keuangan PT Bank Jago Tbk (ARTO) diprediksi berlanjut beberapa tahun ke depan. Ekspektasi tersebut merefleksikan potensi pertumbuhan kredit mencapai 30% di 2024.

Dalam hasil riset yang dipublikasikan pada Senin (25/3/2024), BRI Danareksa Sekuritas menilai lompatan kinerja keuangan tahun lalu memang masih di bawah estimasi awal. Namun, Bank Jago berhasil meningkatkan kualitas kredit melampaui perkiraan. Indikatornya, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang berhasil diturunkan dari 1,1% pada kuartal III-2023 menjadi 0,8% pada kuartal IV-2023. Di saat yang sama kredit tumbuh pesat mencapai 38%.

Selain itu juga menargetkan kenaikan laba bersih ARTO menjadi Rp130 miliar di 2024, dibandingkan realisasi tahun lalu Rp72 miliar. Begitu pula dengan laba operasi sebelum pencadangan atau PPOP diestimasi meningkat dari Rp488 miliar menjadi Rp619 miliar.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Neura Reyham Muchlis dan Victor Stefano menjelaskan, ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan ARTO tahun ini mempertimbangkan target managemen terhadap pertumbuhan kredit sebanyak 30%.

“Pertumbuhan kredit perseroan juga diharapkan datang dari kontribusi PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN),” tulisnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, hari ini.

Dengan potensi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ARTO dengan target harga Rp4.500.

Dengan target harga Rp4.500 terbuka potensi penguatan harga saham ARTO sebesar 66,6%, dibandingkan dengan harga penutupan saham ARTO akhir pekan lalu level Rp2.700.

Target harga tersebut juga mempertimbangkan perkiraan BRI Danareksa Sekuritas terhadap margin keuntungan bersih (NIM) Bank Jago mencapai 9,1% tahun ini. Begitu juga NPL gross diperkirakan turun menjadi 1%, biaya kredit cost of credit (CoC) diharapkan mencapai 69%, dan ROAE mencapai 1,5%.

Laba, Penyaluran Kredit, dan DPK Bank Jago

Bank Jago (ARTO) pekan lalu mengumumkan lompatan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebanyak 355% menjadi Rp72 miliar di 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya  Rp16 miliar. Pertumbuhan laba tersebut didukung strategi Bank Jago yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, Bank Jago konsisten menunjukkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), penyaluran kredit, dan jumlah nasabah. “Hingga akhir 2023, jumlah DPK mencapai Rp12,1 triliun atau tumbuh 46% dari perolehan akhir 2022 senilai Rp8,3 triliun,” imbuhnya.

Sebanyak 65% atau Rp7,9 triliun DPK berasal dari current account and savings account (CASA). Sedangkan 34,7% atau Rp4,2 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito. “Jumlah pinjaman pada akhir 2023 mencapai Rp13 triliun atau melesat 38% dari akhir 2022 senilai Rp9,4 triliun,” ujar dia.

Bank Jago juga mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross menjadi 0,8% pada 2023. 

Lompatan kredit berimbas terhadap peningkatan pendapatan bunga bersih perseroan menjadi Rp 1,6 triliun sepanjang 2023. Sedangkan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) naik 355% menjadi Rp72 miliar.

Terakhir, Bank Jago (ARTO) juga menorehkan total aset menjadi Rp21,3 triliun atau tumbuh 26% dari tahun sebelumnya sebesar Rp17 triliun.

“Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 62%, yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan,” pungkas Arief. (*)

SHARE