BANKING

Silicon Valley Bank Bangkrut, Pemerintah AS Turun Tangan dalam Penghentian Potensi Krisis

Kunthi Fahmar Sandy 14/03/2023 07:12 WIB

Pemerintah AS meyakinkan semua deposan, mereka dapat mengakses semua uang mereka dengan cepat, bahkan ketika bank-bank besar lainnya ditutup.

Silicon Valley Bank Bangkrut, Pemerintah AS Turun Tangan dalam Penghentian Potensi Krisis (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah AS turun tangan pada hari Minggu untuk menghentikan potensi krisis perbankan akibat kegagalan bersejarah Sillicon Valley Bank.

Pemerintah AS meyakinkan semua deposan, mereka dapat mengakses semua uang mereka dengan cepat, bahkan ketika bank-bank besar lainnya ditutup.

Pengumuman tersebut muncul di tengah-tengah kekhawatiran bahwa faktor-faktor yang menyebabkan bank yang berbasis di Santa Clara, California, itu gagal.

Upaya regulator dalam menemukan pembeli bank yang merupakan kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah tidak membuahkan hasil setelah bekerja sepanjang akhir pekan. Namun, regulator mengumumkan bahwa Signature Bank yang berbasis di New York juga telah gagal dan disita pada hari Minggu dengan aset lebih dari USD110 miliar.

Krisis keuangan yang nyaris terjadi membuat regulator AS harus turun tangan dan mencegah kegelisahan pasar Asia saat perdagangan dimulai pada hari Senin. Mengutip dari laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023), indeks acuan Jepang, Nikkei 225, merosot 1,6% pada perdagangan pagi hari, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%, dan indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,4%. Namun, Hang Seng Hong Kong naik 1,4% dan Shanghai Composite naik 0,3%.

Dalam upaya untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan, Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan FDIC mengatakan bahwa semua klien Bank Silicon Valley akan dilindungi dan dapat mengakses uang mereka. Mereka juga mengumumkan langkah-langkah yang dimaksudkan untuk melindungi para nasabah bank dan mencegah terjadinya bank runs.

"Langkah ini akan memastikan bahwa sistem perbankan AS terus menjalankan peran vitalnya dalam melindungi deposito dan menyediakan akses kredit untuk rumah tangga dan bisnis dengan cara yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan," ujar ketiga lembaga tersebut melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).

Berdasarkan rencana tersebut, para deposan di Silicon Valley Bank dan Signature Bank, termasuk mereka yang memiliki simpanan melebihi batas asuransi USD250.000, akan dapat mengakses uang mereka pada hari Senin ini.

Pada hari Minggu, bank lain yang terkepung yakni First Republic Bank mengumumkan, bahwa mereka telah memperkuat kesehatan keuangannya dengan mendapatkan akses ke pendanaan dari The Fed dan JPMorgan Chase.

Mengutip dari laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023), The Fed pada hari Minggu malam mengumumkan program pinjaman darurat ekspansif dengan maksud untuk mencegah gelombang bank runs yang akan mengancam stabilitas sistem perbankan dan ekonomi secara keseluruhan.

Para pejabat Fed menggambarkan program ini mirip dengan apa yang telah dilakukan oleh bank-bank sentral selama beberapa dekade yakni meminjamkan dana secara bebas kepada sistem perbankan sehingga nasabah yakin bahwa mereka dapat mengakses rekening mereka kapanpun dibutuhkan.

Fasilitas pinjaman dari Fed ini akan memungkinkan bank-bank yang membutuhkan dana tunai untuk membayar para deposan untuk meminjam uang tersebut, dari pada harus menjual surat-surat berharga lainnya untuk mendapatkan dana tersebut.

Bank Silicon Valley telah dipaksa untuk membuang beberapa Treasury-nya dengan kerugian untuk mendanai penarikan dana nasabahnya. Di bawah program baru Fed, bank-bank dapat menempatkan sekuritas tersebut sebagai jaminan dan meminjam dari fasilitas darurat.

Departemen Keuangan telah menyisihkan USD25 miliar untuk mengimbangi kerugian yang terjadi di bawah fasilitas pinjaman darurat Fed. Namun, para pejabat Fed mengatakan bahwa mereka tidak berharap untuk menggunakan uang tersebut, mengingat sekuritas yang ditempatkan sebagai jaminan memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah.

"Senin pasti akan menjadi hari yang menegangkan bagi banyak orang di sektor perbankan regional, tapi tindakan hari ini secara dramatis mengurangi risiko penularan lebih lanjut," ucap para ekonom di Jefferies dalam sebuah catatan penelitian yang dikutip dari laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).

Meskipun langkah-langkah pada hari Minggu menandai besarnya intervensi pemerintah dalam sistem perbankan sejak krisis keuangan 2008, tindakan-tindakannya dinilai relatif terbatas dibandingkan dengan apa yang dilakukan 15 tahun yang lalu. Kedua bank yang gagal itu sendiri belum diselamatkan dan uang pembayar pajak belum diberikan kepada bank-bank tersebut.

Presiden Joe Biden mengatakan, ketika menaiki Air Force One kembali ke Washington ia akan berbicara tentang situasi bank pada hari Senin.

"Saya berkomitmen kuat untuk meminta pertanggungjawaban penuh dari mereka yang bertanggung jawab atas kekacauan ini dan melanjutkan upaya kami untuk memperkuat pengawasan dan regulasi bank-bank yang lebih besar agar kita tidak berada dalam posisi ini lagi,” ucap Joe Biden melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).

Regulator harus buru-buru menutup Bank Silicon Valley, sebuah lembaga keuangan dengan aset lebih dari USD200 miliar, pada hari Jumat ketika bank ini mengalami masalah yang di mana para deposan juga bergegas menarik dana mereka.

Beberapa eksekutif terkemuka di Bank Silicon Valley khawatir bahwa jika Washington tidak menyelamatkan bank yang gagal tersebut, para nasabah akan melarikan diri ke lembaga-lembaga keuangan lainnya dalam beberapa hari mendatang dan harga-harga saham akan jatuh dalam beberapa hari terakhir, termasuk First Republic Bank dan PacWest Bank.

Para nasabah bank-bank ini diantaranya adalah perusahaan dari industri anggur California, di mana banyak kilang anggur bergantung pada Silicon Valley Bank untuk mendapatkan pinjaman, dan perusahaan-perusahaan rintisan teknologi yang ditujukan untuk memerangi perubahan iklim.

Selain itu, Sunrun, yang menjual dan menyewakan sistem energi surya memiliki kurang dari USD80 juta deposito tunai di Bank Silicon Valley. Sementara Stitchfix, situs web ritel pakaian, baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka memiliki batas kredit hingga USD100 juta dengan Bank Silicon Valley dan pemberi pinjaman lainnya.

Dalam unggahan video milik Tiffany Dufu, pendiri dan CEO The Cru, di sebuah platform pelatihan karir dan komunitas untuk wanita yang berbasis di New York, ia mengatakan bahwa uangnya terikat di BankSilicon Valley dan ia harus membayar karyawannya hingga dua anak remaja dari rekening bank pribadinya. Namun, ia lega mendengar bahwa pemerintah berniat membantu para deposan.

"Usaha kecil dan start up tahap awal tidak memiliki banyak akses untuk memanfaatkan situasi seperti ini, dan kami sering kali berada dalam posisi yang sangat rentan, terutama ketika kami harus berjuang keras untuk memasukkan uang ke rekening bank Anda, terutama bagi saya, sebagai pendiri wanita kulit hitam," ucap Dufu kepada The Associated Press melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).

Kebangkrutan Bank Silicon Valley dimulai dari para nasabahnya, yang sebagian besar adalah perusahaan teknologi yang membutuhkan uang tunai karena kesulitan mendapatkan pembiayaan, mulai menarik simpanan mereka. 

Bank tersebut harus menjual obligasi dengan kerugian untuk menutupi penarikan tersebut sehingga menyebabkan kegagalan terbesar sebuah institusi keuangan AS sejak puncak krisis keuangan.

Menteri Keuangan, Janet Yellen, menunjukkan kenaikan suku bunga yang telah dinaikkan oleh Federal Reserve untuk memerangi inflasi sebagai masalah utama bagi Silicon Valley Bank yakni obligasi atau sekuritas yang didukung hipotek, kehilangan nilai pasar ketika suku bunga naik.

"Kami menjual bank yang gagal ke bank yang sehat. Dan biasanya, pengakuisisi yang sehat juga akan menanggung yang tidak diasuransikan karena mereka menginginkan nilai waralaba dari para deposan besar itu secara optimal, itulah hasil terbaiknya,” ungkap Sheila Bair, Ketua FDIC selama krisis keuangan 2008, melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).

Dengan demikian, pada acara "Meet the Press" di NBC Sheila mengatakan, bahwa masalah Bank Silicon Valley ini adalah kegagalan likuiditas sehingga mereka tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri memasarkan bank tersebut dan mereka harus melakukannya sekarang untuk mengejar ketertinggalan.

(Penulis Fidya Damayanti magang)

(SAN)

SHARE