ECONOMIA

Interview with Leaders: Selangkah Lebih Maju di Pasar Regional

Taufan Sukma/IDX Channel 21/12/2022 09:35 WIB

Pemerintah secara resmi menyatukan kepemilikannya atas PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) ke dalam naungan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Interview with Leaders: Selangkah Lebih Maju di Pasar Regional (foto: MNC Media)

IDXChannel - "Unirse a los demás es la necesidad más profunda de todo ser humano."

Petikan singkat berbahasa Spanyol itu disampaikan oleh seorang psikoanalis, humanis, sekaligus filsuf Jerman yang hidup di awal ke-20, Erich Pinchas Fromm.

Sebagai bagian dari teori alienasi yang menjadi masterpiece pemikirannya, Fromm menyebut bahwa kebutuhan terdalam dari setiap menusia adalah bersatu dengan yang lain (unirse a los demás).

Kebutuhan tersebut jauh lebih mendasar dibanding keinginan manusia untuk bersaing dengan yang lain (competir con los demás), yang pada akhirnya membuat mereka teralienasi (terasing) dari kehidupan.

Dalam bahasa sederhana dan kekinian, manusia secara naluriah pada dasarnya lebih tertarik dan butuh bersinergi ketimbang berkompetisi. Sebuah energi yang kerap diperlihatkan oleh para pelaku startup dan gelombang new economy lainnya.

Boleh jadi, semangat 'unirse' ini pula yang mendasari pemikiran pemerintah yang dalam beberapa tahun terakhir sibuk mengkonsolidasikan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke dalam holding-holding sektoral.

Terbaru, pemerintah secara resmi menyatukan kepemilikannya atas PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) ke dalam naungan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau yang juga dikenal dengan nama Semen Indonesia Group (SIG).

Proses penyatuan dilakukan lewat skema inbreng saham, di mana pemerintah secara resmi mengalihkan kepemilikannya atas 75,51 persen saham SMBR ke SIG, dengan nilai mencapai Rp2,8 triliun. Pengalihan tersebut dilakukan melalui proses Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang dilakukan oleh pihak SIG.

Guna memperdalam informasi, tujuan hingga visi-misi dari aksi korporasi ini, idxchannel.com berkesempatan berbincang langsung dengan Direktur Keuangan SIG, Andriano Hosny Panangian, dalam sebuah kunjungan ke Pabrik Rembang, milik perusahaan.

Berikut ini sebagian hal penting yang kami bahas dalam perbincangan tersebut.

Q: Sebelumnya Saya mengucapkan selamat atas telah ditandatanganinya kesepakatan inbreng saham dengan pemerintah terkait dengan kepemilikan saham SMBR oleh SIG. Boleh diceritakan detil dari aksi korporasi yang dilakukan ini?

A: Terima kasih atas ucapannya. Secara umum langkah ini merupakan tindak lanjut atas keinginan pemerintah dalam memperkuat dan memaksimalkan kinerja BUMN ke dalam holding atau klaster.

Dan untuk posisi BUMN Sub Klaster Semen, yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengonsolidasikan Semen Baturaja (SMBR) ke dalam naungan SIG, bersama dengan Semen Gresik (SG), Semen Padang (SP), Semen Tonasa dan Solusi Bangun Indonesia (SBI).

Caranya adalah dengan kami menerbitkan rights issue sebanyak-banyaknya 846,21 juta saham baru Seri B dengan harga pelaksanaan sebesar Rp6.600 per saham. Jumlah saham baru itu sendiri setara dengan 12,49 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh oleh perusahaan pasca pelaksanaan rights issue.
 
Rights issue akan menghasilkan sebanyak-banyaknya Rp5,58 triliun yang terbagi dua, yaitu sebesar Rp2,74 triliun dana segar dari investor publik, dan Rp2,84 triliun berupa inbreng saham SMBR dari pemerintah selaku pemegang saham utama kami.

Q: Mengapa penggabungan SMBR ini penting untuk dilakukan, sehingga pemerintah sampai merasa perlu melakukan kesepakatan inbreng terhadap saham SMBR? Apa manfaatnya untuk masyarakat dan negara, juga perekonomian secara keseluruhan?

A: (Penggabungan SMBR ke SIG) Jelas sangat penting. Kita tahu bahwa peran komoditas semen sangat penting dalam mendukung kelancaran proyek pembangunan nasional, di mana peran BUMN juga menjadi sangat strategis.

Kami di SIG, dalam hal ini, telah berhasil dan mampu membuktikan dapat menciptakan nilai atas sinergi dari berbagai entitas di dalam grup, sehingga menjadi keuntungan kompetitif dalam persaingan di industri semen, baik di level nasional maupun regional.

Sebagai industri yang sifatnya bulk (berat), upaya-upaya konsolidasi guna menjawab tantangan pasar seluas mungkin jelas menjadi langkah yang penting. Termasuk juga dengan konsolidasi kali ini, kami melihat Semen Baturaja ini merupakan kekuatan besar industri semen di wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Integrasi Semen Baturaja ke SIG memiliki potensi sinergi yang sangat besar dalam mendukung posisi dan melengkapi footprint BUMN di sub klaster semen, khususnya di wilayah Sumatera yang notabene merupakan pasar domestik terbesar kedua, memenangkan persaingan ketat dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan negara.

Tak hanya itu, bagi SIG sendiri, kami memperkirakan langkah konsolidasi ini dapat memberikan nilai tambah melalui efisiensi dan sinergi hingga mencapai Rp1,65 triliun selama tahun ini hingga 2026 mendatang.

(Nilai tambah) Ini tentu penting dan berdampak strategis dalam memantapkan langkah kami untuk satu langkah lagi lebih maju dalam persaingan di pasar regional, dengan menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan, tidak lagi di level nasional, namun mulai beranjak masuk dan bersaing di level regional.

Q: Sementara, selain kemudian menjadi pemegang saham mayoritas di SMBR, lewat rights issue ini SIG juga mendapatkan suntikan dana segar yang cukup besar dari porsi publik. Akan dimanfaatkan untuk apa?

A: Kami sudah rencanakan untuk memanfaatkan dana hasil rights issue tersebut untuk penguatan program ESG (environmental, social and governance) kami, dengan penambahan sejumlah fasilitas untuk peningkatan pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif.

Kami juga akan melakukan pembangunan fasilitas penyiapan untuk pemanfaatan limbah menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan, serta juga tentunya untuk pengembangan bisnis ke depan.

Q: Mengapa program ESG menjadi salah satu hal penting bagi SIG dalam memanfaatkan dana hasil rights issue, selain memperkuat daya saing lewat pemaksimalan proses produksi?

A: Karena sudah menjadi komitmen kami untuk mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan dalam mengembangkan bisnis ke depan.

Hal ini juga sesuai dengan empat strategi utama yang telah kami susun, dan terbukti efektif untuk dijalankan dalam kondisi saat ini, yaitu mendorong pertumbuhan berkelanjutan, lebih dekat dengan pelanggan lewat beragam produk dan solusi yang ramah lingkungan, peningkatan operational excellence dan digitalisasi value chain, serta kepemimpinan di pasar domestik.

Ini juga sekaligus menjadi bentuk konkret dukungan kami terhadap upaya pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan lewat upaya dekarbonisasi, sebagai wujud partisipasi dan sumbangsih kami terkait perubahan iklim.

Sejumlah program ESG telah kami lakukan, seperti peningkatan fasilitas pemanfaatan bahan bakar alternatif untuk mengurangi penggunaan batu bara, sebagai bahan bakar konvensional tak terbarukan. Kami juga terus meningkatkan berbagai fasilitas pemanfaatan bahan baku alternatif dalam rangkaian aktivitas produksi kami.

Ini semua kami lakukan demi dapat menekan penggunaan bahan baku ambang dan menggantikannya dengan limbah industrial B3 yang dapat didaur ulang, juga fasilitas persiapan pengelolaan limbah ramah lingkungan.

Keseluruhan upaya ini, kami jalankan sesuai dengan roadmap dekarbonisasi cakupan 1 yang telah kami susun, dengan target penurunan emisi karbon sebesar 515 kg CO2/ton semen pada 2030 mendatang. Salah satunya lewat peningkatan thermal substitution rate (TSR) hingga 20 persen, dan mengurangi clinker factor menjadi 61 persen pada 2030 mendatang.

Q: Dengan seluruh target-target tersebut, bagaimana dengan capaian program ESG di SIG saat ini?

A: Per September 2022 kemarin kami telah berhasil menekan emisi karbon sebesar 2,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Capaian itu dikontribusikan dari penurunan clinker factor sebesar satu persen, dan peningkatan TSR sebesar 1,6 persen.

Capaian ini juga sejalan dengan komitmen dan arahan BUMN dalam mendukung serta menerapkan transisi energi, dan juga menjalankan prinsip keberlangsungan energi untuk masa depan.

Ini juga sekaligus penegasan bahwa kami, SIG Group, berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip keberlanjutan dan terus berinovasi menciptakan produk dan solusi yang berkualitas serta ramah lingkungan untuk menciptakan manfaat ekonomi dan membangun keunggulan kompetitif di pasar, sekaligus menjaga ketahanan bisnis di masa mendatang.

Q: Dari seluruh penjelasan yang Bapak sampaikan, upaya konsolidasi ini didasarkan pada semangat penguatan terhadap bisnis SIG ke depan. Pertanyannya kemudian, ketika SIG sibuk memperkuat diri, bagaimana dengan kondisi pasarnya sendiri? Apakah pasar semen di 2023 memang semenarik itu? Bukankah ada sejumlah proyeksi terkait potensi terjadinya resesi di tahun depan? Bagaimana SIG melihat peluang itu?

A: Kami memang sudah melihat ada sejumlah potensi tantangan di tahun depan. Salah satunya seperti yang Anda sampaikan tadi, bahwa potensi resesi yang mungkin akan terjadi di level global, yang berpeluang mempengaruhi pasar properti dan infrastruktur nasional, yang menjadi penggerak utama dalam industri semen.

Namun, seperti juga yang disampaikan oleh banyak pengamat, kalangan analis, para pakar ekonomi, dan tentunya juga pemerintah selaku decision maker dalam perekonomian kita, bahwa fundamental perekonomian kita saat ini relatif sangat kuat, sehingga dinilai kecil kemungkinan untuk terdampak oleh potensi resesi tersebut.

Dari sana, kami masih berkeyakinan bahwa permintaan semen masih akan tumbuh positif di tahun depan, tentu dengan berbagai macam tantangannya di lapangan. Tapi kami cukup optimistis.

Justru, kami melihat bahwa tahun depan sudah memasuki tahun politik, di mana masyarakat tengah bersiap menuju Pemilu 2024 mendatang. Dalam pengalaman kami, pada momen seperti ini justru pasar akan menggeliat positif, permintaan bakal terdorong naik, karena banyaknya proyek-proyek yang digarap dan diselesaikan.

Belum lagi, kondisi pasca pandemi akan tetap mendorong masyarakat untuk segera pulih dan bangkit dari kondisi stuck yang terjadi selama masa pandemi kemarin. Dalam pemahaman tersebut, sektor properti tahun depan kami yakini akan growth.

Dari sisi demand akan ada peningkatan, karena perekonomian secara umum bakal bergerak cukup baik seiring dengan geliat tahun politik. Bahkan untuk mempersiapkan diri, kami sudah merencanakan pemaksimalan utilisasi produksi di level 75 persen. Dalam kondisi saat ini, itu sudah merupakan level yang cukup optimal.

Q: Mengapa SIG sedemikian optimistis bahwa pasar akan kondusif dan bertumbuh sesuai harapan, sampai mendongkrak utilisasi hingga ke level 75 persen? Bagaimana bila kemudian yang terjadi adalah sebaliknya, mengingat sejauh ini kondisi over supply juga masih membayangi industri semen nasional?

A: Kami tidak khawatir. Meski tentu tetap ada kemungkinan hal itu terjadi di pasar, kami tetap optimistis bahwa kondisi tersebut tidak akan berdampak terhadap perusahaan.

Karena meskipun fokus dan pasar terbesar kami adalah pasar domestik, namun kami juga memiliki kinerja yang cukup bagus di sektor ekspor. Sejauh ini kami sudah melakukan ekspor ke sejumlah negara, seperti China, Bangladesh, dan Australia.

Sehingga fokus kami lebih pada optimalisasi utilisasi. Bila pun memang kondisi market domestik tidak sesuai ekspektasi, tidak sebagus yang diharapkan, kami sudah sangat ready untuk ekspor. (TSA)

SHARE