sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Minimalisir Emisi Karbon, Semen Indonesia (SMGR) Ganti Batu Bara dengan RDF

Economics editor Anggie Ariesta
11/11/2022 13:19 WIB
Komisaris Utama  PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), Rudiantara bahwa perusahaan mengganti batu bara dengan energi RDF.
Minimalisir Emisi Karbon, Semen Indonesia (SMGR) Ganti Batu Bara dengan RDF (Dok.MNC)
Minimalisir Emisi Karbon, Semen Indonesia (SMGR) Ganti Batu Bara dengan RDF (Dok.MNC)

IDXChannel - Komisaris Utama  PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), Rudiantara, memaparkan sejumlah langkah perusahaan terkait upaya dekarbonasi. 

Terlebih lagi menurutnya, industri semen masih dianggap sebagai salah satu penghasil karbon terbesar di sejumlah negara. Di sisi lain Rudiantara mengungkapkan bahwa emisi karbon Indonesia tercatat 2,3 ton per kapita, dan ada di bawah sejumlah negara-negara G20 lainnya.

"Jika kita bandingkan dengan lebih banyak negara seperti Kanada, Amerika, mereka menghasilkan sekitar 50 ton per kapita, jadi kita jauh lebih rendah, tetapi ini bukan alasan bagi kami untuk tidak mengatasi masalah ini, jadi di industri semen kami mengkategorikan 3 jenis masalah yang harus kami tangani," ujar Rudiantara dalam Indonesia Net Zero Summit 2022 : Decarbonization at All Cost di Bali, Jumat (11/11/2022).

Rudiantara melanjutkan, masalah pertama datang dari masalah langsung yang ada di produksi klinker semen itu sendiri, karena pihaknya harus mengkonsumsi batu bara, yang mana adalah emisi karbon terbesar berasal.

"Kedua adalah kemasan semen, pabrik Semen, yang menyumbang emisi karbon lebih kurang 75%, itu yang langsung, dan kemudian yang bertenaga, yaitu listrik yang saat ini didukung oleh PLN, ini mewakili kurang lebih 8% dari emisi karbon kami," jelas Rudiantara.

Selanjutnya yang ketiga, untuk transportasi, karena Semen Indonesia harus mengangkut Semen ke pabrik, ke kota, ke pelanggan yang benar-benar di luar kendali. Tetapi kami masih harus menghitung satu, ini mewakili lebih sedikit 17% emisi karbon berasal.

Dengan demikian, bentuk penanganan masalah emisi karbon dari Semen Indonesia Group adalah denagn mengganti penggunaan bahan bakar fosil yang dalam hal ini adalah batu bara, menjadi menggunakan Refused Derived Fuel (RDF) untuk energi.

"Kemarin saya mengunjungi salah satu pabrik RDF di Bali di Kertalangu tapi sayangnya disana hanya mampu memproduksi hanya 400 ton per hari, nah konsumsi kita tahun ini 7 juta, kita sudah mengoperasikan salah satu RDF kita seperti di Cilacap, apa lagi? produksinya hanya mampu menghasilkan sekitar 150 ton per hari, hingga saat ini masih membutuhkan ratusan fasilitas RDF di negeri ini," ungkap dia. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement