IDXChannel - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan kinerja industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada triwulan III-2025 kembali menunjukkan tantangan, di mana pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) TPT di kisaran 0,93 persen (year on year/yoy).
Sektor tekstil juga mengalami defisit neraca perdagangan, dan terdapat disparitas utilisasi produksi yang signifikan pada Juli 2025 antara pakaian jadi sebesar 72,67 persen sementara tekstil adalah 51,71 persen.
Untuk itu, diperlukan proses sinkronisasi dari perspektif para pemangku kepentingan dalam merumuskan arah kebijakan industri TPT agar semakin baik ke depannya.
"Industri tekstil dan produk tekstil ini bisa disebut sebagai sunset industry. Misalnya, kalau kita lihat banyak outlet produk tekstil yang mewabah, di Bandung, misalnya, pada tahun 80 dan 90-an, namun sekarang sudah berkurang jumlahnya," ujar Plt. Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera, dikutip dari siaran pers, Kamis (11/12/2025).
Hal itu, kata dia, menjadi salah satu indikasi bagaimana industri tekstil butuh upgrade dari sisi teknologi.
"Karena terkadang masih kalah kompetitif dengan produk tekstil dari negara lain," kata dia.
Untuk membangun fondasi kebijakan yang lebih solid, komprehensif, dan relevan dengan tantangan sektor TPT saat ini, Kemenko Perekonomian bekerja sama dengan Prospera membuat Kajian "Arah Pengembangan Ekosistem Industri TPT Nasional" untuk memetakan kondisi, mengidentifikasi peluang dan tantangan, serta mengeksplorasi rekomendasi kebijakan yang dapat memperkuat industri TPT secara terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Proses penyusunan kajian melibatkan tim multidisiplin dari Prospera dan berbagai pemangku kepentingan kunci yakni Kementerian/Lembaga (K/L), asosiasi, pelaku industri, dan akademisi, guna memastikan analisis yang komprehensif dan menghasilkan kebijakan dengan relevansi yang kuat.
Temuan utama dalam kajian ini menunjukkan adanya peluang signifikan untuk tumbuh, khususnya melalui pengembangan high value garments dan sustainable materials, yang saat ini menjadi fokus permintaan pasar global.