sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Industri Tekstil Terpuruk, Ini Sederet Langkah Kemenperin untuk Mengatasinya

Economics editor Tangguh Yudha
01/09/2024 20:02 WIB
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tengah terpuruk. Kemenperin pun menyiapkan langkah untuk mengatasi hal tersebut.
Industri Tekstil Terpuruk, Ini Sederet Langkah Kemenperin untuk Mengatasinya. (Foto: MNC Media)
Industri Tekstil Terpuruk, Ini Sederet Langkah Kemenperin untuk Mengatasinya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terpuruk menghadapi gempuran impor. Menghadapi hal itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim telah menyiapkan tiga strategi pemulihan yang ditopang oleh tiga komponen utama.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin, Reni Yanita, mengatakan langkah pertama yang ditekankan Kemenperin yaitu menciptakan SDM industri yang mampu membaca arah desain produk yang kompetitif dan inovatif.

Kemudian, dengan mendukung ketersediaan bahan baku dan keseimbangan industri hulu-antara-hilir yang berdaya saing, serta terakhir dengan menghidupkan kembali industri permesinan tekstil dalam negeri yang dapat mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi industri TPT Nasional untuk menghadapi persaingan pasar global.

Reni menambahkan, solusi atas permasalahan jangka pendek industri TPT yang bisa diupayakan antara lain pemberantasan impor ilegal dan impor pakaian bekas hingga pengawasan penjualan produk tersebut di marketplace dan media sosial, implementasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada sektor industri TPT.

Selain itu, aktif mengenakan instrument tariff barrier dan non-tariff barrier sebagai perlindungan industri TPT dalam negeri, disusul menjalankan program restrukturisasi mesin/peralatan TPT juga memiliki dampak positif terhadap efisiensi proses dan peningkatan produktivitas.

"Pada tahun 2024 ini, Kemenperin memperluas cakupan industri dan penambahan anggaran Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan TPT," ujar dia.

Upaya selanjutnya untuk memperkuat daya saing industri TPT dijalankan oleh Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKJI) Kemenperin dengan melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan industri, salah satunya dalam bentuk Forum Komunikasi yang diselenggarakan di Bandung beberapa waktu lalu.

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 150 stakeholder yang mewakili ekosistem industri TPT tersebut membahas strategi peningkatan daya saing dan menciptakan peluang-peluang baru yang mampu menembus pasar global.

Dalam kesempatan itu, Kepala BSKJI Kemenperin Andi Rizaldi mengingatkan, masih banyak potensi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh industri TPT. Potensi besar yang dimaksud sesungguhnya adalah pasar dalam negeri yang besar, yang seharusnya mampu mendongkrak pembelian produk tekstil dan pakaian jadi di dalam negeri.

Kebijakan pemberlakuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada belanja barang dan jasa pemerintah telah memberikan hasil signifikan. Pada tahun 2024, anggaran belanja modal dan belanja barang pada APBN dan APBD mencapai Rp1.223,37 triliun, angka ini merupakan peluang pasar bagi industri TPT yang harus dimanfaatkan.

Dalam Masterplan Ekonomi Syariah, regulasi pemberlakuan sertifikasi Halal Barang Gunaan secara wajib di bulan Oktober 2026 akan membuka peluang pasar yang cukup tinggi pada segmentasi pasar Muslim.

“Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbesar kedua di dunia, sehingga pemenuhan kebutuhan sandang dan barang gunaan lain yang tertelusur kehalalannya tentu akan menjadi pilihan utama umat Muslim,” ujar Andi.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement