Setelah 3 Tahun Kurangi Karyawan, General Motor Mau PHK lagi?
Meski sedang dihinggapi kabar gembira dengan kembalinya harga saham mereka ke jalur hijau, namun General Motor Co (GE) masih menghadapi masalah keuangan.
IDXChannel - Meski sedang dihinggapi kabar gembira dengan kembalinya harga saham mereka ke jalur hijau, namun General Motor Co (GE) masih menghadapi masalah keuangan. Perusahaan ini dilaporkan masih mempertimbangkan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk kesekian kalinya demi menyelamatkan arus kasnya.
Komisi Sekuritas dan Bursa mengungkap data, di mana GE melaporkan memiliki karyawan sebanyak 174 ribu orang di akhir 2020, yang tersebar di seluruh dunia. Kabar buruknya, angka itu telah berkurang 15,1% dibanding 2019 lalu, di mana mereka masih mempekerjakan 250 ribu orang.
Dari semua lini bisnis yang mereka punya, sektor penerbangan lah yang mengalami pukulan terbesar. GE terpaksa memberhentikan 23,1% pekerjanya hingga hanya berjumlah 40 ribu orang, disusul layanan kesehatan yang terpaksa memecat 16,1% orang hingga tersisa 47 ribu karyawan saja.
Hal yang sama juga terjadi di sektor tenaga listrik, mereka melakukan pengurangan hingga 10,5% hingga cuma mempeekerjakan 34 ribu orang. Terakhir di sektor energi terbaruka yang hanya mempekerjakan 40 ribu orang, berkurang 7% dibanding sebelumnya.
Meski begitu, pengurangan pekerja bukan hanya terjadi di masa pandemi saja. GE telah melakukan pemecatan berkali-kali selama tiga tahun terakhir dengan memberhentikan 139 ribu orang.
Akibat tindakan itu, GE harus menggelontorkan dana sebanyak USD886 juta pada 2020 lalu, atau USD2,6 miliar selama tiga tahun. Namun angka ini diperkirakan akan bertambah mengingat kondisi keuangan perusahaan belum membaik.
"Kami masih memonitor keadaan ekonomi dan akan melakukan tindakan restrukturisasi untuk menyesuaikan struktur biaya demi mendapatkan hasil lebih baik," demikian bunyi pernyataan GE menanggapi laporan 10-K dari Komisi Sekuritas dan Bursa.
Jumlah pekerja GE pernah mencapai puncaknya di 1999, kala itu perusahaan mempekerjakan 340 ribu orang yang tersebar di seluruh dunia. Dari angka itu, 57,9% atau sekitar 197 ribu karyawan berada di AS.
Sementara itu, dalam perdagangan Jumat (12/02/2021) kemarin, saham GE mengalami kenaikan 1,6%. Kenaikan ini cukup melegakan dan secara akumulasi telah menanjak hingga 7,8% pada kuartal pertama 2021.
Saham GE pernah berada di posisi terburuk, dengan menyentuh angka USD5,49 pada 15 Mei 2020 lalu. Sebuah pencapaian terburuk sejak Desember 1991. (TYO)