ECONOMICS

49 Persen Saham Bandara Kualanamu Dialihkan ke Perusahaan India, Ini Dua Keuntungannya

Suparjo Ramalan 26/11/2021 14:46 WIB

Kementerian BUMN mencatat ada dua keuntungan yang diterima PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II ihwal kerja sama dengan GMR Airport Internasional.

Kementerian BUMN mencatat ada dua keuntungan yang diterima PT Angkasa Pura II (Persero) ihwal kerja sama dengan GMR Airport Internasional . (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian BUMN mencatat ada dua keuntungan yang diterima PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II ihwal kerja sama dengan GMR Airport Internasional ihwal pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Adapun skema kerja sama entitas perusahaan pelat merah dengan perusahaan pengelolaan bandara asal India itu dalam skema Bangun-guna-serah atau Build Operate Transfer (BOT). 

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebut, dua keuntungan yang diperoleh AP II diantaranya dana segar sebesar Rp 1,58 triliun dari GMR dan pembangunan Kualanamu yang berasal dari GMR senilai Rp56 triliun. 

"AP II akan mendapatkan dua keuntungan, akan mendapatkan dana sebesar Rp 1,58 triliun dari GMR, akan ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar Rp 56 triliun dengan tahap pertama sebesar Rp 3 triliun," ujar Arya kepada Wartawan, Jumat (26/11/2021). 

Arya menilai, dana yang diperoleh AP II sebesar Rp 1,58 triliun bisa digunakan untuk membangun infrastruktur bandara lain di bawah pengelolaan perseroan. 

"Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset, bahkan asetnya membesar berkali-kalu lipat," katanya. 

GMR Airports Consortium sendiri tercatat sebagai mitra strategis AP II untuk bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu. GMR Airports Consortium dipilih menjadi mitra strategis setelah melalui serangkaian proses tender secara profesional dan transparan.

Adapun Kerja sama dalam skema Build Operate Transfer dengan jangka waktu 25 tahun. Setelah kontrak kerja berakhir, maka seluruh aset tetap dikembalikan kepada AP II. 

"Aset hasil pengembangan sistemnya BOT. Setelah 25 tahun, aset tersebut akan dikembalikan ke AP II. Jadi aset tersebut tetap milik AP II bukan dijual asetnya, jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset," ungkapnya. 

Adapun komposisi saham Bandara Internasional Kualanamu terbagi atas 51 % milik Angkasa Pura Aviasi dan 49 % dimiliki GMR. Arya mencatat, kerja sama kedua entitas pun masih menguntungkan bagi negara.  (TIA)

SHARE