ECONOMICS

Anggaran Perjalanan Dinas Dipangkas, Garuda cs Diminta Lakukan Strategi Ini

Suparjo Ramalan 15/11/2024 10:57 WIB

Garuda cs diminta melakukan strategi ini agar tidak terpengaruh pada kebijakan pemangkasan anggaran perjalanan dinas K/L.

Anggaran Perjalanan Dinas Dipangkas, Garuda cs Diminta Lakukan Strategi Ini (foto mnc media)

IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pemangkasan anggaran perjalanan dinas kementerian atau lembaga (K/L) minimal 50 persen dari sisa pagu 2024. 

Pemotongan anggaran tersebut tentu akan berdampak kepada maskapai penerbangan maupun hotel-hotel. 

Director and Co-Founder Aviatory Indonesia, Ziva Narendra menyarankan maskapai penerbangan di Tanah Air perlu memaksimalkan ceruk pasar domestik, menyusul kebijakan pemangkasan anggaran perjalanan dinas

Menurut dia, perusahaan penerbangan patut merespons aturan baru soal pemangkasan biaya perjalanan dinas pejabat, terutama di kementerian dan lembaga (K/L), dengan memaksimalkan rute yang belum digarap sebelumnya.

Aksi itu harus dilakukan, mengingat anggaran perjalanan dinas K/L yang dipotong ikut memengaruhi okupansi atau jumlah penumpang pesawat. Artinya, penumpang pesawat bisa berkurang lantaran volume perjalanan dinas K/L menurun. 

“Jadi saya kira untuk industri penerbangan langkah atau rencana dari pemerintah untuk memangkas anggaran perjalanan, khususnya dari lembaga atau kementerian ini, adalah sebuah kesempatan untuk kita mengoptimalisasi dari pasar domestik,” ujar Ziva dalam sesi Market Review IDX Channel, Jumat (15/11/2024).

Selain rute populer, ada beberapa wilayah yang dinilai belum dijamah. Kondisi ini berbanding terbalik dengan bertambahnya maskapai baru beberapa tahun terakhir. Sebut saja, Super Air Jet, Pelita Air Service, TransNusa, hingga BBN Airlines.

Karena itu, Ziva menilai, perusahaan penerbangan perlu menggarap rute-rute yang tidak begitu populer saat ini. Aksi korporasi tersebut sekaligus memfasilitasi perjalanan masyarakat saat momentum keagamaan, tahun baru, atau kondisi musiman lainnya. 

“Masih banyak sekali rute-rute yang belum teroptimalisasi dan ini juga sifatnya seasonal,” ujarnya.

“Kita mengetahui bahwa di rute-rute populer blood factor-nya itu masih di atas 70 persen, namun untuk rute-rute yang kurang populer yang terutama bukan menjadi favoritnya wisatawan itu masih menghadapi tantangan di-average 60 persen, bahkan di bawah 60 persen. Belum lagi sampai ke bandara-bandara yang sifatnya adalah kelas 2 atau pelosok,” kata Ziva.

(Fiki Ariyanti)

SHARE