Angka Covid-19 Turun Signifikan, Pengelola Minta Wisata di Batu Segera Dibuka
Penurunan kasus Covid-19 membuat sejumlah pengelola wisata di Kota Batu, Malang untuk segera beroperasi.
IDXChannel - Penurunan kasus Covid-19 membuat sejumlah pengelola wisata di Kota Batu, Malang untuk segera beroperasi. Sebab, Kota Batu saat ini telah berada di zona oranye seiring dengan penurunan signifikan kasus Covid-19 di Kota Batu.
Sejauh ini memang Kota Batu yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 tak diizinkan beroperasi. Namun terlihat pada Minggu pagi (29/8/2021) beberapa wisata kuliner - kuliner yang ada di Kota Batu sudah mulai tampak ramai diserbu beberapa warga luar Malang raya.
Direktur Utama (Dirut) Taman Rekreasi Selecta Batu Sujud Hariadi meminta agar destinasi wisata yang berada di outdoor atau di ruang terbuka bisa diizinkan beroperasi. Apalagi di Taman Rekreasi Selecta diakuinya mayoritas berada di destinasi wisata outdoor atau ruang terbuka.
"Harapan kami seperti itu, destinasi wisata di Kota Batu sudah boleh beroperasi. Karena, destinasi wisata itu luar ruangan. Sementara mall indoor, jadi untuk safety (aman) lebih pada destinasi wisata," ucap Sujud saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, pada Minggu pagi (29/8/2021).
Pihaknya memastikan telah mengantongi sertifikat CHSE (Cleanliness, Healt, Safety, dan Enviroment) atau sertifikat sehat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Apalagi di sejumlah tempat wisata yang memiliki sertifikat tersebut seharusnya sudah aman sesuai aturan protokol kesehatan dengan pembatasan kapasitas pengunjung.
"Kami ada CHSE. Itu kita sudah terapkan, karena sudah ada standar yang terukur. Sehingga, rasanya kami juga merasa layak untuk destinasi wisata bisa diperbolehkan dibuka," katanya.
Namun Sujud menegaskan, bahwa bila memang diizinkan beroperasi pihaknya sesuai sebelumnya hanya membatasi kapasitas maksimal 10 ribu dari total kapasitas maksimal mencapai 24.500 orang.
"Kapasitas Selecta, lebih dari 10 ribu. Pernah sampai 24.500 wisatawan. Tapi rata-rata 15 ribu. Kemarin PSBB, kita mengalah, kita tidak mengambil 15 ribu, tapi 10 ribu. Itu juga diambil 50 persen, hanya maksimal 5.000 wisatawan," terangnya.
Di sisi lain Manajer Marketing dan Publik Relasi Jatim Park Group Titik S. Ariyanti mengakui pembukaan tempat wisata diperlukan untuk menyelamatkan sektor perekonomian. Namun bila izin benar - benar dikeluarkan, pihaknya tak bisa serta merta membuka seluruh tempat yang ada.
"Kalau pemerintah sudah ketuk palu destinasi wisata boleh buka, kita kan nggak mungkin langsung buka semuanya, kita masih lihat dulu pasarnya ada nggak, park mana yang perlu dibuka," ungkap Titik.
Disebutkannya, pihaknya perlu melihat pangsa pasarnya terlebih dahulu mengingat untuk mengurangi beban operasional yang kian tinggi. Selain itu ada beberapa hal yang dipikirkan yang sebelum membuka tempat - tempat wisata.
"Kemungkinan-kemungkinannya seperti apa, dan sebagainya pasar mana yang punya demand cukup tinggi, kita mau bikin konsep promosi apa, itu harus kita pikirkan dulu, tidak bisa langsung buka, buka semuanya, kalau pengunjungnya tidak ada di bayar apa, kompleks permasalahannya," tandasnya.
(SANDY)