Antam Targetkan Penjualan Bijih Nikel Naik Dua Kali Lipat di 2021
Sementara produksi bijih nikel ditargetkan sebesar 8,44 wmt tahun 2021.
IDXchannel - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan penjualan biji nikel meningkat hingga dua kali lipat menjadi 6,71 juta wmt pada 2021. Sementara capaian penjualan bijih nikel unaudited tahun 2020 sebesar 3,30 juta wmt.
Sementara produksi bijih nikel ditargetkan sebesar 8,44 wmt tahun 2021. "Ini seiring dengan meningkatnya bijih nikel di dalam negeri seiring dengan aktivitas smelter domestik karena membaiknya industri dan komoditi nikel di dalam negeri," tutur SVP Corporate Secretary Antam Kunto Hendrapawoko dalam konferensi pers, Rabu (7/4/2021).
Dia mengatakan, pertumbuhan produksi dan penjualan komoditas utama perusahaan yaitu feronikel, bijih nikel, emas dan bijih bauksit di tahun 2021. Tahun ini, perusahaan akan berfokus pada ekspansi pengolahan mineral bersifat hilir serta perluasan basis cadangan dan sumber daya. "Untuk feronikel, Antam menargetkan produksi dan penjualan sebesar 26.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) di tahun 2021," ujarnya
Kunto melanjutkan, untuk bijih bauksit, Antam menargetkan produksi di tahun 2021 sebesar 3 juta wet metric ton (wmt). Sementara untuk penjualan bijih bauksit tahun 2021 ditargetkan sebesar 2,73 juta wmt.
Selanjutnya, untuk komoditas bijih nikel, pada tahun 2021 Antam menargetkan total produksi bijih nikel sebesar 8,44 wmt dan penjualan bijih nikel ditargetkan sebesar 6,71 juta wmt. Target penjualan bijih nikel meningkat 104% dibandingkan capaian penjualan bijih nikel unaudited tahun 2020 sebesar 3,30 juta wmt.
Sementara untuk komoditas emas, Antam menargetkan produksi di tahun 2021 sebesar 1,37 ton emas dan penjualan emas sebesar 18 ton emas.
"Penjualan emas Antam mencatatkan kinerja yang sangat positif di tengah kondisi pandemi. Hal tersebut tergambar dari capaian penjualan emas Antam di tahun 2020 yang menjadi penyumbang terbesar dari pendapatan perusahaan dengan nilai Rp19,36 triliun atau 71% dari total penjualan sepanjang 2020," jelas Kunto. (TIA)