ECONOMICS

Antisipasi Krisis Energi, Selandia Baru 'Ngirit' Penggunaan BBM

Selfie Miftahul Jannah 21/12/2022 17:40 WIB

Selandia Baru berencana akan meningkatkan cadangan minyak dengan mulai mengurangi konsumsi di dalam negeri.

Antisipasi Krisis Energi, Selandia Baru 'Ngirit' Penggunaan BBM. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Selandia Baru berencana akan meningkatkan cadangan minyak dengan mulai mengurangi konsumsi di dalam negeri. Dilansir dari Reuters, Rabu (21/12/2022), Juru Bicara Menteri Energi Selandia Baru mengatakan Pemerintah Selandia Baru menjelaskan pertimbangan tersebut dilakukan setelah adanya kekurangan bahan bakar pesawat jet pada awal bulan ini.

Selandia Baru merupakan negara yang sepenuhnya bergantung terhadap impor minyak semenjak bulan April. Adanya kegagalan mengenai uji kualitas mengakibatkan pembatalan pengiriman minyak baru-baru ini. Pembatalan tersebut mengakibatkan kurangnya pasokan bahan bakar di Bandara Auckland, yang merupakan banda tersibuk.

Seluruh maskapai di Selandia Baru telah menerima pemberitahuan pada awal Desember 2022 bawa pengisian bahan bakar jet akan dikurangi menjadi hanya 75% dari alokasi yang direncanakan semula.

Jubir Kementerian Energi Selandia Baru juga mengatakan, Menteri Energi dan Sumber Daya, Megan Woods telah meminta jajaran pemerintahan untuk mempertimbangkan permintaan grosir importir untuk meningkatkan stok minyak mulai tahun 2023, bukan 2024.

Pada bulan November lalu, Pemerintah Selandia Baru telah mengusulkan peraturan baru yang mencakup stok bensin, bahan bakar jet, dan solar.

Selain itu, Pemerintah Selandia juga berencana untuk meningkatkan cadangan solarnya sendiri.

Penutupan satu-satunya kilang minyak Selandia Baru pada Bulan April telah meningkatkan kekhawatiran atas keamanan pasokan bahan bakar.

Penutupan kilang minyak tersebut , bersamaan dengan kenaikan harga energi global akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Pada tahun 2020, sekelompok ahli melakukan peninjauan mengenai implikasi keamanan bahan bakar jika kilang ditutup. Hasil dari peninjauan tersebut menyatakan stok produk yang disimpan di dalam negeri yang memiliki kaitan dengan keberadaan kilang minyak akan mengalami penurunan 30%.

Peningkatan stok yang diatur akan memastikan negara tersebut memiliki cukup solar selama 28 hari, bensin selama 28 hari, dan bahan bakar jet selama 24 hari.

Sebelum kilang minyak ditutup, Pemerintah Selandia Baru telah memperkirakan , stok minyak telah cukup untuk masing-masing jenis kendaraan selama 20, 26 dan 17 hari. Perkiraan stok tersebut belum termasuk lima hari bahan bakar yang disimpan untuk dan di fasilitas tersebut.

Negara Selandia Baru mengonsumsi 5,9 juta metrik ton minyak pada tahun 2021.

Spesialisasi Infrastruktur di firma hukum Selandia Baru, Bassam Maghzal mengatakan rencana untuk menambah stok merupakan  suatu peningkatan.

Maghzal juga mengungkapkan bahwa risiko kekurangan pasokan minyak sebenarnya telah turun, karena kebutuhan pasokan minyak telah diamankan oleh banyak kedatangan kapal daripada produksi di satu kilang.

Ahmad Dwiantoro

(SLF)

SHARE