ECONOMICS

Antisipasi Krisis Energi, SKK Migas Siap Lakukan Ini

Tim IDXChannel 17/08/2022 23:10 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam memitigasi krisis energi yang mungk

Antisipasi Krisis Energi, SKK Migas Siap Lakukan Ini (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam memitigasi krisis energi yang mungkin melanda tanah air. Dalam hal ini, peranan energi baru penting untuk mewujudkan kemandirian energi. 

Kepala SKK migas Dwi Soetjipto menyebut ada tiga isu seputar energi yang akan dihadapi Indonesia yakni pandemi, masalah transisi energi dan konflik antarnegara yang membuat harga minyak dan gas menjadi tinggi. 

“Untuk investasi setengah tahun yang lalu kita mencapai 40% dari target setahun, tetapi kita punya keyakinan bahwa tahun ini investasi untuk gas akan meningkat jadi USD10 miliar menjadi di atas USD13 miliar. Kita juga berharap produksi oil kita bisa mencapai sekitar 640000 periode per hari,” ungkap Kepala Skk Migas, Dwi Soetjipto, dalam program Market Review dikutip Rabu(17/8/2022). 

Ia menjelaskan, kenaikan harga minyak mentah maupun gas terjadi imbas faktor eksternal dan internal. Namun, tantangan tersebut justru menjadi potensi bagi Indonesia dalam menarik para investor. Caranya memastikan kemudahan dalam berinvestasi serta memberikan kepastian hukum. 

Lifting Minyak per semester 1 2022 sudah mencapai 614,5 ribu barel per hari atau sekitar 87%, dari target yang ditetapkan oleh pemerintah yang sebesar 703 ribu BPH. Sementara Lifting gas per semester 1 2022, tercatat 5.326 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sekitar 92% dari target yang ditetapkan sepanjang tahun 2022.

Sementara itu, pengeboran sumur per semester 1 mencapai 13 sumur dan bertambah menjadi 16 sumur di 2022 atau meningkat sekitar 23%. Untuk pengeboran sumur pengembangan melonjak signifikan 87% dari 186 sumur di 2021 menjadi 348 sumur pada 2022.

“Terdapat 10 daerah potensial pengembangan. 10 wilayah kerja ini ada 2 di riau, 2 di Sumatra Selatan, 2 Kalimantan Utara, 1 Kalimantan Timur, 3 di Sulawesi untuk wilayah kerjanya. Serta pada potensi gas sekitar 22 tcf, sedangkan oil sekitar 6,3 billion barrel oil dan gas ada 61 tcf,” pungkas Dwi Soetjipto. (DES)

Penulis: Bayu Rama

SHARE