Apa Itu Usaha Ekstraktif? Pahami Pengertian, Ciri, dan Contohnya
Usaha ekstraktif adalah jenis usaha yang berfokus pada pengambilan atau pengelolaan sumber daya alam secara langsung dari alam
IDXChannel - Usaha ekstraktif adalah jenis usaha yang berfokus pada pengambilan atau pengelolaan sumber daya alam secara langsung dari alam. Usaha ini melibatkan aktivitas ekstraksi, pengambilan, atau pengolahan bahan-bahan yang terdapat di bumi seperti hasil tambang, perikanan, atau kehutanan.
Usaha ekstraktif menjadi bagian penting dalam perekonomian banyak negara, terutama dalam menyediakan bahan baku untuk industri lainnya.
Pengertian Usaha Ekstraktif
Usaha ekstraktif merujuk pada kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan atau penambangan sumber daya alam tanpa mengubah bentuk atau proses produksi bahan tersebut. Tujuan utama dari usaha ekstraktif adalah untuk memperoleh bahan baku yang kemudian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik dalam bentuk barang jadi atau barang setengah jadi.
Secara umum, usaha ekstraktif mencakup berbagai sektor, mulai dari pertambangan, perikanan, kehutanan, hingga sektor energi seperti minyak dan gas bumi. Dalam usaha ekstraktif, bahan yang diekstraksi biasanya tidak diproduksi melalui proses manufaktur, melainkan langsung diambil dari alam.
Ciri-Ciri Usaha Ekstraktif
1. Mengambil Sumber Daya Alam Langsung dari Alam
Usaha ekstraktif mengandalkan kekayaan alam sebagai bahan utama yang diekstraksi, seperti bijih tambang, minyak, gas, atau hasil hutan.
2. Tidak Memproduksi Barang Jadi Secara Langsung
Usaha ini biasanya hanya mengambil bahan mentah atau bahan setengah jadi yang kemudian akan diproses lebih lanjut oleh industri lain.
3. Berisiko Tinggi
Karena berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam, usaha ekstraktif sering kali melibatkan risiko lingkungan dan sosial yang besar. Kerusakan lingkungan akibat penambangan atau pembalakan hutan ilegal adalah beberapa contoh dampak negatifnya.
4. Bergantung pada Sumber Daya Alam yang Terbatas
Banyak jenis usaha ekstraktif memiliki sifat yang tidak dapat diperbarui. Misalnya, tambang mineral dan minyak bumi yang akan habis seiring waktu jika tidak dikelola dengan bijaksana.
5. Memerlukan Teknologi dan Keahlian Khusus
Pengelolaan usaha ekstraktif biasanya memerlukan peralatan teknologi tinggi serta keahlian dalam eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam.
Contoh Usaha Ekstraktif
1. Pertambangan
Sektor pertambangan adalah salah satu bentuk usaha ekstraktif yang paling umum. Dalam sektor ini, bahan-bahan seperti batu bara, emas, tembaga, dan nikel diekstraksi dari perut bumi untuk kemudian diproses menjadi barang jadi atau bahan baku industri. Pertambangan bisa dilakukan secara terbuka atau bawah tanah, tergantung pada kedalaman dan jenis mineral yang ditambang.
2. Perikanan
Usaha ekstraktif di bidang perikanan melibatkan penangkapan ikan dan hasil laut lainnya dari laut, sungai, atau danau. Hasil tangkapan ini kemudian dikonsumsi secara langsung atau diproses lebih lanjut menjadi produk olahan seperti ikan kalengan, ikan kering, atau produk makanan laut lainnya.
3. Kehutanan
Industri kehutanan merupakan bagian dari usaha ekstraktif yang melibatkan pengambilan kayu, rotan, atau hasil hutan lainnya. Kayu yang diambil bisa digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk bahan bangunan, furnitur, atau produk kertas.
4. Energi (Minyak dan Gas)
Pengambilan minyak bumi, gas alam, dan sumber energi lainnya termasuk dalam kategori usaha ekstraktif. Minyak dan gas bumi diekstraksi dari lapisan bumi dan diolah menjadi produk-produk energi yang digunakan untuk transportasi, industri, dan rumah tangga.
5. Pertanian Ekstraktif
Meskipun umumnya lebih dikenal sebagai sektor produksi, beberapa jenis pertanian, seperti penanaman pohon karet, kelapa sawit, atau tebu, juga dapat dikategorikan dalam usaha ekstraktif karena hasilnya sering kali diekstraksi langsung dari tanaman tanpa proses manufaktur yang rumit.
Usaha ekstraktif adalah kegiatan yang berfokus pada pengambilan bahan-bahan mentah atau setengah jadi dari sumber daya alam. Meskipun usaha ini memainkan peran vital dalam menyediakan bahan baku untuk berbagai industri, penting untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan.
Oleh karena itu, pengelolaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab sangat diperlukan agar usaha ekstraktif dapat memberikan manfaat yang optimal tanpa merusak lingkungan.
(Shifa Nurhaliza Putri)