ECONOMICS

AS Gagal Bayar Utang, Sri Mulyani Yakin Indonesia Aman

Michelle Natalia 08/05/2023 20:40 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kegagalan Amerika Serikat (AS) dalam membayar utangnya belum berpengaruh terhadap Indonesia.

AS Gagal Bayar Utang, Sri Mulyani Yakin Indonesia Aman (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kegagalan Amerika Serikat (AS) dalam membayar utangnya belum berpengaruh terhadap Indonesia. Buktinya pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih menarik bagi investor asing.

"Untuk Indonesia, rambatannya biasanya apakah ke pasar SBN kita? Pasar SBN kita masih menarik, yield-nya masih bagus, dan karena prospek ekonomi kita bagus, inflasinya rendah, currency-nya menguat, itu semuanya jadi daya tarik yang cukup baik," jelas Sri dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Saat ini kinerja pasar SBN Indonesia, katanya cukup baik. Di mana yield secara year-to-date (ytd) turun bahkan 50 basis poin. Sementara secara secara month-to-date (mtd) atau selama bulan, yield SBN menguat 9 bps.

"Untuk kinerja pasar SBN juga tadi, justru terjadi capital inflow, dari sekian banyak negara termasuk negara emerging, Indonesia termasuk memiliki kinerja yang baik, growth-nya di atas 5%, itu sangat jarang pada hari ini," tambah dia.

Oleh sebab itu, dia menyebut Indonesia mendapatkan sentimen dan support positif lantaran kinerja ekonomi yang membaik. Hal ini tercermin dari capital inflow untuk SBN yang naik Rp9,41 triliun atau mencapai Rp65,76 triliun secara year to date. 

"Ini sudah masuk ke dalam untuk membeli SBN yang menggambarkan prospek. Persepsi terhadap risiko kita juga cukup baik, yaitu CDS kita stabil dan tidak ada persepsi terhadap risiko karena kondisi tadi yang berhubungan dengan adanya masalah debt ceiling di AS," sambung dia.

Menurutnya, AS bisa membayar utang jika debt ceiling-nya dibuka. Namun hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari dinamika politik di negara itu.

"Sampai hari ini sebenarnya kalau kita lihat dari perkembangan, tidak ada pengaruh kepada perekonomian kita, terutama kalau kita lihat pasar belum memberikan sinyal terhadap kemungkinan dinamika politik itu, karena itu kan dinamika politik sebetulnya," ungkap Sri.

(DES)

SHARE