ECONOMICS

Awal 2022, Inflasi Sumut Capai 1,03 Persen

Wahyudi Aulia Siregar 02/02/2022 18:28 WIB

Tingkat inflasi di Sumatera Utara (Sumut) langsung meroket hingga 1,03 persen di Januari 2022.

Awal 2022, Inflasi Sumut Capai 1,03 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Tingkat inflasi di Sumatera Utara (Sumut) langsung meroket hingga 1,03 persen di Januari 2022. Itu terjadi setelah lima kota dengan indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi antara 0,9 persen hingga 1,53 persen.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi pada Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Dinar Butarbutar, mengatakan secara umum inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga dari tujuh kelompok pengeluaran.

Pertama adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kenaikannya sebesar 2,57 persen. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14 persen. 

Lalu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,90 persen, kemudian kelompok transportasi sebesar 0,52 persen.

Untuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik sebesar 1,02 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran naik sebesar 0,42 persen. Lalu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 0,74 persen.

"Gabungan lima kota itu menyebabkan Sumatera Utara mengalami inflasi 1,03 persen pada Januari 2022 lalu. Untuk Kota Medan, terjadi peningkatan IHK dari 105,92 pada Desember 2021 menjadi 107,02 pada Januari 2022," sebut Dinas, Rabu (2/2/2022). 

Di sisi lain, kata Dinar, terdapat kelompok yang justru mengalami penurunan harga. Yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen.

Sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Yaitu kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan.

Menurut Dinar, terdapat beberapa komoditas utama penyumbang inflasi selama Januari 2022 di Kota Medan. Kenaikan ini sangat penting mrngingat besarnya kontribusi Kota Medan terhadap inflasi Sumut. 

"Adapun komoditas penyumbang infladi di Medan antara lain, daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, tomat, minyak goreng, ikan tongkol atau ikan ambu-ambu, dan angkutan udara," tukasnya. 

SebelumnyaDeputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Ibrahim, memperkirakan inflasi Sumatra Utara tetap dalam rentang sasaran nasional sebesar 3%±1% pada 2022.

Peningkatan inflasi didorong oleh pendapatan masyarakat yang juga turut meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi.

Termasuk didukung progress pencapaian program vaksinasi yang baik, pengurangan sejumlah insentif alias diskon tarif pemerintah.

"Dan masih berlanjutnya bansos pemulihan ekonomi nasional," kata Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan perekonomian Sumatera Utara akan meningkat secara gradual seiring dengan berlangsungnya program vaksinasi dan tercapainya target herd immunity. 

Dari sisi eksternal, perbaikan ekonomi dunia mendorong volume perdagangan yang diiringi dengan masih tingginya harga komoditas.

Investasi infrastruktur strategis nasional semakin mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara. Konsumsi pemerintah diperkirakan juga akan meningkat karena aktivitas yang kembali normal mendorong optimalisasi belanja operasi dan belanja modal.

"Dari sisi domestik, inflasi akan tetap terkendali didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah," kata Ibrahim. (TYO)

SHARE