Bank Sentral Israel Peringatkan Dampak Ekonomi Perang dengan Hizbullah
Bank Sentral Israel memperingatkan dampak ekonomi dari potensi konflik dengan kelompok Hizbullah di Lebanon.
IDXChannel - Bank Sentral Israel memperingatkan dampak ekonomi dari potensi konflik dengan kelompok Hizbullah di Lebanon. Lembaga tersebut juga memperkirakan aksi militer negaranya di Gaza kemungkinan berlangsung hingga awal 2025.
“Dampak ekonomi (perang dengan Hizbullah) jelas akan lebih besar dibandingkan dengan pertempuran yang terjadi saat ini di Gaza,” kata Andrew Abir, wakil gubernur bank sentral, dilansir dari Bloomberg pada Selasa (9/7/2024).
Awal pekan ini, Bank Sentral Israel mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,5 persen untuk keempat kalinya secara berturut-turut. Kebijakan moneter diperkirakan baru diperlonggar pada kuartal II-2025.
“Suku bunga yang tinggi diperlukan untuk menstabilkan inflasi," kata bank sentral tersebut dalam laporannya.
Saat pengumuman kebijakan moneter, Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron mendorong pihak pemerintah untuk melakukan penyesuaian anggaran guna mengatasi defisit di tengah tingginya biaya operasi militer di Gaza.
Data Kementerian Keuangan Israel menunjukkan kekurangan fiskal meningkat menjadi 7,6 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada Juni 2024, lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sebesar 6,6 persen.
“Merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, meskipun beberapa di antaranya mungkin tidak populer, untuk menjamin stabilitas ekonomi. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan peningkatan tajam premi risiko Israel karena pasar menganggap beban utang Israel berada pada jalur yang tidak dapat dikendalikan," kata Yaron
Baru-baru ini, Goldman Sachs Group Inc mengatakan skor risiko utang Israel memburuk lebih parah dibandingkan negara-negara emerging market lainnya pada paruh pertama 2024, terutama karena melemahnya keuangan negeri zionis tersebut. (WHY)