Banyak Negara Berkembang Terlilit Utang, China dan Bank Dunia Cari Solusi
China dan Bank Dunia mencari kompromi terkait cara merestrukturisasi utang miliaran dolar negara-negara miskin.
IDXChannel - China dan Bank Dunia mencari kompromi terkait cara merestrukturisasi utang miliaran dolar negara-negara miskin. Banyak negara berkembang saat ini dilanda krisis utang.
Dilansir Bloomberg, diskusi dilakukan pada Rabu (12/4/2023) di sela-sela Pertemuan Musim Semi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington. Dialog diharapkan mengakhiri kebuntuan di antara kreditur terbesar tentang cara membantu negara-negara miskin.
Krisis utang global terjadidi di tengah lonjakan inflasi dan apresiasi dolar Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah proposal yang sedang didiskusikan pekan ini, Bank Dunia berencana memberikan pinjaman baru berbunga rendah dan hibah lain kepada negara-negara yang terancam gagal bayar. Di sisi lain, China diminta mencabut beberapa tuntutannya.
Sebelumnya, China menuntut pinjaman dari lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia untuk diperlakukan sama seperti dari kreditur bilateral. Menurut China, Bank Dunia dan lembaga serupa harus turut menanggung kerugian.
Tuntutan China tersebut ditentang keras oleh negara Barat. Amerika Serikat (AS) adalah pemegang saham terbesar di Bank Dunia.
Pejabat dari sejumlah negara memperingatkan bahwa terobosan besar kemungkinan kecil tercapai pekan ini. Posisi China sampai saat ini masih belum jelas.
Gubernur Bank Rakyat China Yi Gang dilaporkan akan mewakili negaranya dalam pembicaraan minggu ini. Dia akan ditemani Wakil Gubernur Xuan Changneng.
Menteri Keuangan Liu Kun tidak mengunjungi Washington pekan ini. Beijing memilih untuk mengirim Wakil Menteri Wang Dongwei sebagai gantinya, kata orang kedua.
Lebih dari 70 negara berpenghasilan rendah dibebani utang senilai USD326 miliar. Sekitar 15 persen negara berpenghasilan rendah sedang berada dalam kesulitan utang dan 45 persen lainnya dalam situasi rentan. (WHY)