ECONOMICS

Bapanas Sebut Harga Beras Mahal Akibat Daya Beli Masyarakat Melemah

Iqbal Dwi Purnama 18/04/2024 17:30 WIB

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan, mahalnya harga beras belakangan ini disebabkan oleh naiknya biaya pokok produksi beras itu sendiri.

Bapanas Sebut Harga Beras Mahal Akibat Daya Beli Masyarakat Melemah. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan, mahalnya harga beras belakangan ini disebabkan oleh naiknya biaya pokok produksi beras itu sendiri. Ditambah lagi, kenaikan harga beras itu sejalan dengan masalah daya beli masyarakat yang juga masih tertekan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi  menjelaskan, jika harga beras diturunkan ketika biaya produksi naik, maka yang akan terdampak adalah para petani. Hal itu justru bisa menurunkan minat para petani untuk memproduksi beras karena dihargai murah oleh pemerintah.

"Karena dengan harga yang terlalu rendah, itu memang kasihan petaninya, tetapi harus disampaikan juga secara seimbang apabila harga ini dinaikkan akan ber-impact kepada lebih dari 270 juta orang (penduduk)," ujar Arief usai Halal Bihalal di Kantor Bapanas, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Oleh sebab itu, menurutnya, tingginya harga beras ini juga akibat dari melemahnya daya beli masyarakat. Sebab, harga gabah di tingkat petani sendiri sudah telanjur mahal karena telatnya musim panen akibat adanya fenomena El Nino.

"Ini sebenarnya berkaitan dengan daya beli, berkaitan dengan inflasi," sambungnya.

Lebih lanjut, Arief mensimulasikan saat ini harga gabah kering di tingkat petani tembus Rp8.000-8.600/kg, maka otomatis harga beras di pasar 50% dari harga gabah tersebut menjadi sekitar Rp16.000/kg.

"Jadi publik harus mengetahui bahwa bila agro input itu naik, bila faktor atau variabel cost dari pembentuk harga beras atau apapun komoditas itu naik itu memang harus disesuaikan supaya petani, peternak masih tetap mau beternak dan menanam," pungkasnya.

(YNA)

SHARE