ECONOMICS

Bebani APBN, Bahlil Ajak Rakyat Siap-siap Harga BBM Naik

Iqbal Dwi Purnama 12/08/2022 16:26 WIB

Menteri Inventasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak masyarakat untuk bersiap-siap jika harga BBM naik.

Bebani APBN, Bahlil Ajak Rakyat Siap-siap Harga BBM Naik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Inventasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak masyarakat untuk bersiap-siap jika harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Sebab, subsidi yang dikucurkan pemerintah sudah cukup membebani APBN.

Hal tersebut dikatakannya melihat kondisi harga minyak dunia yang tengah melonjak bakal membuat APBN bakal semakin besar untuk mensubsidi. Bahlil menjelaskan harga minyak di APBN berada di angka USD63-73 perbarel, sedangkan harga minyak sejak Januari hingga Juli sudah berada di angka USD105 perbarel.

Sehingga menurut kalau pemerintah terus melakukan Subsidi dengan selisih harga APBN dengan harga minyak dunia, otomatis belanja negara untuk kebutuhan BBM dalam negeri bakal melonjak.

"Kalau harga minyak diatas USD100 perbarel, kemudian dengan asumsi rupiah kita Rp14.500 per dolar, kuota kiya dari 23 juta kilo liter menjadi 29 juta, maka akan terjadi penambahan subsidi, hitungan kami bisa sampai Rp600 tirliun," ujar Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (12/8/2022).

Menurut Bahlil kalu belanja negara untuk BBM naik hingga Rp600 triliun maka hampir 25% dari pendataan negara hanya untuk membeli bensin. Maka bahlil mengatakan rakyat harus siap-siap jika harga BBM bakal naik dalam waktu dekat.

"Sampai kapan APBN kita kuat menghadapi subsidi yang begitu tinggi, rasa rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM sekarang, feeling saya harus kita siap siap," kata Bahlil.

Sehingga menurut bahlil kalau terus menetapkan harga BBM yang sama seperti saat ini dalam harti tidak menaikan harga BBM, maka APBN bakal terus membengkak hanya untuk mensubsidi BBM. 

Disatu sisi banyak proyek pemerintah yang saat ini tengah dikerjakan yang menggunakan APBN dan ditargetkan selesai rampung pada tahun 2024, seperti pembanguan IKN Nusantara dan proyek infrastruktur lainnya.

"Kalau kenaikan BBM itu terjadi, karena Rp600 tirliun itu hampir sama dengan hampir 25%, jadi total pendapatan APBN kita dipakai untuk Subsidi, ini gak tidak sehat," pungkasnya. (TYO)

SHARE