ECONOMICS

Begini Strategi Pertamina NRE Kembangkan Energi Bersih, Intip Daftar Proyeknya

Yanto Kusdiantono 21/08/2024 19:06 WIB

Pertamina New and Renewable Energy (NRE) terus meningkatkan skala bisnis pemanfaatan energi bersih di Indonesia.

Begini Strategi Pertamina NRE Kembangkan Energi Bersih, Intip Daftar Proyeknya. (Foto: Yanto Kusdiantono/MNC Media)

IDXChannelPertamina New and Renewable Energy (NRE) yang merupakan Sub Holding Pertamina (Persero) terus meningkatkan skala bisnis pemanfaatan energi bersih di Indonesia. Langkah tersebut dijalankan dengan menjalin berbagai kemitraan strategis bersama sejumlah perusahaan di dalam maupun di luar negeri. 

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energy (NRE) Fadli Rahman mengatakan, Pertamina NRE sudah bekerja sama dengan Pertamina Grup untuk menggarap bisnis yang mendukung operasional di wilayah operasi.

“Kami sudah masuk di PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Pertamina Hulu Rokan (PHR), kemudian kita akan juga kita akan mengembangkan bisnis flare to power memanfaatkan flare (sisa gas buangan) di kilang Pertamina,” ujar Fadli di Jakarta, Selasa (20/08/2024). 

Tidak hanya itu, tambah Fadli, Pertamina NRE juga berkolaborasi dengan perusahaan lain seperti PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power. Sinergi ini memperkuat lini bisnis di sektor power yang selama ini sudah dimiliki oleh Pertamina NRE melalui anak usahanya yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang mengoperasikan pembangkit listrik panas bumi, dan Pertamina Power Indonesia yang mengelola pembangkit listrik PLTGU Jawa-1. 

“Untuk kerja sama di tingkat global kami sudah menjalin kemitraan strategis dengan Masdar (perusahaan energi bersih Uni Emirat Arab). Sudah dua tahun ini kita kerja sama dengan dan mereka nyaman dengan kita. Dengan Masdar, kita mendapat tawaran partnership untuk mengelola aset di luar negeri seperti di Asia Timur hingga Eropa,” ujar Fadli. 

Terkait pengembangan PLTS oleh Pertamina NRE, Fadli menuturkan perusahaan akan terus menambah kapasitas pembangkit listrik panel surya tersebut dengan membangun di area lain. Sebagai informasi, sejak tahun lalu Pertamina NRE telah mengoperasikan PLTS di Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan kapasitas 26 mega watt peak (MWP). “Nantinya akan ditambah lagi kapasitasnya hingga 50 MWP, sambil melihat skala keekonomiannya,” kata Fadli. 

Tidak hanya di tanah air, Pertamina NRE juga sedang menjajaki bisnis PLTS di sejumlah negara seperti Filipina, Portugal, hingga Taiwan.  

Adapun soal pengembangan bisnis lain seperti flare to power, ke depan telah disiapkan skema pemanfaatan flare gas dari kilang minyak milik Pertamina. Nantinya, flare hasil pembuagan gas dari fasilitas produksi itu akan dijadikan sumber energi listrik. Hanya saja untuk proses bisnisnya masih memerlukan waktu menuju komersialisasi. 

“Kita kan ada (kilang) Balongan, Cilacap, Plaju, Balikpapan, Dumai. Di sana flarenya bisa dimanfaatkan. Demikian juga di wilayah kerja-wilayah kerja di sektor hulu.  Nanti teknologinya dari bisa dari Jepang atau Jerman,” kata sosok yang masuk daftar “40 Under 40 Fortune Indonesia” tahun 2024 itu. 

Adapun terkait nilai investasinya, ujar Fadli, untuk pengembangan flare to power ini dibutuhkan anggaran sekitar USD60-100 juta guna menggarap potensi listrik berkapasitas 10-20 MW. 

Di sektor kelistrikan, Fadli juga mengungkapkan, Pertamina NRE akan melakukan ekspansi di PLTU Jawa-1. Targetnya, ekspansi ini akan menambah pasokan listrik baru berkapasitas sekitar 800-1.200 MW. “Mesinnya bisa sama, bisa engga. Bahan bakarnya tetap pakai gas sehingga lebih bersih. Nanti lokasinya di samping PLTU Jawa 1, sehingga bakal lebih efisien karena di sana sudah ada FSRU (floating storage regasification unit),” katanya.        

Selain itu, Pertamina NRE juga akan terus terlibat dalam pengembangan industri baterai bersama Indonesia Battery Corporation (IBC) serta menjalin kemitraan strategis dengan produsen panel solar Longi Solar asal China untuk membangun fasilitas produksi bersama.

(Febrina Ratna)

SHARE