Belajar Tatap Muka 100 Persen Mulai Hari Ini, Ini Rekomendasi Ikatan Dokter Anak
IDAI memberikan rekomendasi terbaru terkait dengan pembelajaran tatap muka 100% di masa pandemi Covid-19
IDXChannel - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan rekomendasi terbaru terkait dengan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 (Pemutakhiran 2 Januari 2022). Upaya ini dilakukan IDAI untuk mencegah penularan virus dan menjaga anak agar selalu aman saat melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
Merangkum dari laman Instagram resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, @idai_ig, Senin (3/1/2022), sekiranya ada 14 poin utama yang disampaikan IDAI, diantaranya:
1.Untuk membuka pembelajaran tatap muka, 100 persen guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
2.Anak yang dapat masuk sekolah adalah anak yang sudah diimunisasi Covid-19 lengkap dua kali dan tanpa riwayat penyakit penyerta (komorbid).
3.Sekolah harus tetap patuh pada protokol kesehatan terutama fokus pada:
Penggunaan masker wajib untuk semua orang yang ada di lingkungan sekolah.
Ketersediaan fasilitas cuci tangan.
Menjaga jarak.
Tidak makan bersamaan.
Memastikan sirkulasi udara terjaga.
Mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya untuk anak, guru, petugas sekolah, dan keluarganya yang memiliki gejala suspek Covid-19.
4.Untuk kategori anak usia 12-18 tahun
A.Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100 persen dalam kondisi berikut:
Tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut.
Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
B.Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luriung, 50 persen daring) dalam kondisi tersebut:
Masih ditemukan kasus Covid-19 namun positivity rate di bawah 8 persen.
Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan.
Anak, guru, dan petugas sekolah sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 100 persen.
5.Untuk kategori anak usia 6-11 tahun
A.Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi sebagai berikut:
Tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut.
Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
B.Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen daring, 50 persen luring outdoor):
Masih dietmukan kasus Covid-19 namun positivity rate di bawah 8 persen.
Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan.
Fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah, taman, pusat olahraga, ruang publik terpadu ramah anak.
6.Untuk kategori anak usia di bawah 6 tahun
A.Sekolah pembelajaran tatap muka belum dianjurkan sampai dinyatakan tidak ada kasus baru Covid-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru.
B.Sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan asinkronisasi dengan metode daring dan mengaktifkan keterlibatan orangtua di rumah dalam kegiatan outdoor.
C.Sekolah dan orangtua dapat melakukan kegiatan kreatif seperti:
Mengaktifkan permainan daerah di rumah.
Melakukan pembelajaran outdoor mandiri di tempat terbuka masing-masing keluarga dengan model yang diarahkan sekolah seperti aktivitas berkebun, eksplorasi alam, dan lain sebagainya.
Rekomendasi bermain dapat mengutip dari rekomendasi permainan anak sesuai rekomendasi IDAI.
7.Anak dengan komorbiditas dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak. Komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi dan lainnya.
8.Mengimbau untuk segera melengkapi imunisasi rutin anak usia 6 tahun ke atas.
9.Anak dianggap sudah mendapatkan perlindungan dan imunisasi Covid-19 jika sudah mendapatkan dua dosis lengkap dan proteksi dinyatakan cukup setelah dua minggu pasca penyuntikan imunisasi terakhir.
10.Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orangtua dan keluarga untuk memilih pembelajaran tatap muka atau daring, tidak boleh ada paksaan.
11.Untuk anak yang memilih pembelajaran daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring.
12.Rekomendasi lengkap terkait protokol kesehatan dan proses mitigasi merujuk rekoemndasi IDAI sebelumnya.
13.Keputusan buka atau tutup sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru Covid-19 di sekolah atau tidak.
14.Rekomendasi ini sifatnya dinamis, disesuaikan dengan perkembangan terkini.
(IND)