BI Jatim: Kredit UMKM di Jawa Timur Minus 0,23 Persen
Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur mencatat angka penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV/2020 minus 0,23% dibanding periode yang sama di 2020 (yoy).
IDXChannel - Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur mencatat angka penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV/2020 minus 0,23% dibanding periode yang sama di 2020 (yoy). Jumlah itu juga melambat dibandingkan triwulan III 2020 yang tumbuh 1,42% (yoy). Kondisi ini akibat perlambatan kredit investasi (KI) UMKM.
Mengacu Laporan Perekonomian Jatim yang dirilis Bank Indonesia, hingga triwulan IV 2020, penyaluran kredit secara total sebesar Rp477,32 triliun. Realisasi tersebut turun dibanding 2019 yang sebesar Rp494,29 triliun.
"Masyarakat masih cenderung membatasi aktivitas ekonominya dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Sehingga memengaruhi perlambatan kredit investasi UMKM," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Selasa (30/3/2021).
Meski begitu, kata dia, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jatim terus mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2020, pangsa kredit UMKM mengalami kenaikan mencapai 28, 89%, dibandingkan triwulan III 2020 yaitu 28,33%.
Proporsi kredit tersebut lebih tinggi dibandingkan target kredit UMKM yang ditetapkan pemerintah minimal adalah 15% dan minimal 20% pada tahun 2018. "Jawa Timur telah mencapai target tersebut dan terus mengalami peningkatan proporsi sejak tahun 2013," ujar Difi.
Dia menambahkan, mayoritas penyaluran kredit UMKM terjadi pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran serta sektor Industri Pengolahan. Dua sektor ini berkontribusi besar terhadap perekonomian Jatim.
Meskipun masih mendominasi, pertumbuhan kredit UMKM ke kedua sektor tersebut mengalami perlambatan pada triwulan IV 2020 dibandingkan triwulan III 2020. "Perlambatan disebabkan pelaku usaha masih menggunakan persediaan yang ada," terangnya.
Diketahui, sebesar 93,46% total kredit perbankan Jatim masih disalurkan oleh bank umum konvensional. Angka itu sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 93,65%.
Dari sisi pertumbuhan kredit, bank umum konvensional mengalami perlambatan. Sementara penyaluran pembiayaan bank umum syariah mengalami peningkatan. (TYO)