Bisnis Bengkel yang Nggak Pernah Mati
Pandemi Covid-19 yang sudah 1,5 tahun melanda negeri ini telah berdampak bagi segala sektor bisnis.
IDXChannel - Pandemi Covid-19 yang sudah 1,5 tahun melanda negeri ini telah berdampak bagi segala sektor bisnis. Akan tetapi, faktanya tidak semua bisnis mati gara-gara serangan virus Covid-19 itu. Ada beberapa bisnis yang tetap moncer di tengah Pandemi, diantaranya adalah bisnis bengkel Vespa milik Amri Ekaputra.
Pria kelahiran Jakarta, 27 tahun silam itu sudah merintis jasa bengkel dan penjual suku cadang motor vespa corsa sejak 2014. Saat itu, ia membidik peluang dimana suku cadang dan bengkel vespa corsa masih sangat jarang. Ia lalu mencoba untuk menjajal peruntungan dengan membuka bengkel khusus.
“Jadi, saya coba sendiri untuk mulai bangun motor. Saya juga ikut komunitas vespa, sering touring juga,” tukas Amri.
Berbekal jaringan yang luas di komunitasnya, banyak kemudian rekannya yang tertarik. Berawal dari kunjungan biasa, pada akhirnya banyak orang yang menjajal jasa Amri. “Saya bilang saja, kalau mau tahu soal vespa saya, main saja ke bengkel saya di rumah. Tapi akhirnya, banyak yang datang dan servis motor ke saya. Selain itu, saya juga menyediakan suku cadang atau spare part corsa,” lanjut Amri.
Usaha bengkel dan suku cadang milik Amri akhirnya menyebar dari mulut ke mulut. Tak hanya itu, ia juga menggunakan sosial media Instagram untuk memasifkan usahanya yang bernama House of Automatica itu. Terbukti, berbagai kalangan masyarakat sudah menjadi pelanggannya kini . Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, karyawan swasta, PNS, hingga pengusaha kelas atas.
Di saat pandemi ini, Amri mengaku bisnisnya tidak sepenuhnya terdampak. Menurutnya, dampak yang dirasakan hanya di 1 – 2 bulan pertama pandemi saja. “Penurunan penjualan spare part ada sekitar 20 hingga 30 %. Kalau untuk pengunjung bengkel, yang tadinya 5 hingga 10 motor, saat awal pandemi bisa hanya 2 motor. Tapi, tidak lama dan bangkit lagi,” kata Amri.
Ia menelaah, mungkin karena bisnisnya ini berbasis hobi, jadi tidak sepi peminat di masa pandemi ini. Apalagi, saat PPKM seperti ini banyak masyarakat yang punya waktu luang hingga akhirnya memiliki waktu lebih untuk hobinya.
“Kalau di kalangan penghobi corsa, sudah menganggap motornya adalah mainan. Jadi, mumpung ada PPKM ini banyak dari mereka yang mainin mainannya lagi. Bahkan, ada yang bertahun-tahun motornya tidak bisa hidup, kemudian dibawa ke bengkel saya,” tukas Amri.
Demi kenyamanan bersama, Amri tidak mengizinkan pemilik motor untuk menunggu motornya di bengkel saat proses servis. Selain karena khawatir dengan penyebaran Covid-19, bengkel yang didirikan Amri berlokasi di rumah yang masih ditinggali oleh orangtua dan adik-adiknya. “Takut aja nanti ada pengunjung yang datang, terus bawa virus dan dirumah ada ibu saya,” tutur lulusan S1 Ilmu Komputer ini.
Menyisati hal tersebut, Amri menyediakan layanan antar jemput motor dengan menggunakan mobil. Ini adalah layanan ekstra yang diberikan kepada para pemilik motor agar tetap bisa melakukan servis, tanpa harus datang ke bengkel.
Sekali angkut, ia mematok tarif Rp 350 ribu (khusus Jadetabek). Jika pengantaran bolak balik, tarif yang harus dibayar adalah Rp 600 ribu. Apabila konsumennya berada di wilayah Bogor, maka harga antar-jemput motornya adalah Rp 400 ribu per sekali jalan. Dalam sebulan, ia mampu mengangkut hingga 10 motor corsa.
Dirinya kemudian memberikan pesan kepada masyarakat yang ingin mulai berbisnis di masa pandemi ini. Menurutnya, masyarakat bisa mulai dengan mencari bisnis yang berbasis hobi Jika berbisnis dengan dasar hobi, maka ketika mengalami kegagalan, hal itu tak terlalu terasa rugi. Amri juga memberi tips untuk mencoba menjalani dulu bisnisnya, tanpa banyak memikirkan kedepannya akan seperti apa.
“Yang penting teruslah berinovasi, berani dan berikan yang terbaik. Pelanggan-pelanggan yang loyal akan balik lagi jika kita memberikan pelayanan dan fasilitas mumpuni,” kata dia. (SNP)