Bos IFG Ungkap Jasindo Sempat Alami Kontraksi Keuangan di 2021-2022
IFG mengungkapkan, anggota holding PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sempat mengalami kontraksi keuangan pada 2021-2022.
IDXChannel - Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan atau Indonesia Financial Group (IFG) mengungkapkan, anggota holding PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sempat mengalami kontraksi keuangan pada 2021-2022.
Direktur Utama IFG, Robertus Billitea mengatakan, Risk Based Capital (RBC) atau keamanan financial BUMN asuransi itu minus di angka 84,85 persen.
Angka itu jauh di bawah ketentuan minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana otoritas mewajibkan perusahaan asuransi memiliki RBC minimal 120 persen.
Perkara itulah membuat IFG sebagai induk Holding BUMN Asuransi berupaya mengembalikan tingkat kecukupan modal Jasindo
"Ada satu pekerjaan signifikan yang kami lakukan sepanjang 2022 kemarin yaitu mengembalikan tingkat kecukupan modal Jasindo, di mana pada tahun lalu Jasindo mengalami tekanan terhadap permodalan dengan RBC minus 84,85 persen (2021)," ungkap Robertus saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (30/1/2023).
Robertus menambahkan, untuk penyehatan permodalan Jasindo, holding mengambil berbagai langkah strategi. Salah satunya melaporkan permasalahan tersebut kepada OJK. Hingga kini Jasindo berada dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan.
"Meski begitu, per Desember 2022 perusahaan asuransi pelat merah ini sudah mencatatkan RBC 137,21 persen. Alhamdulillah, per Desember (2022) kemarin Jasindo sudah bisa kembali masuk ke zona RBC positif," tutup Robertus.
Untuk diketahui, semakin besar rasio kesehatan RBC perusahaan asuransi, maka semakin sehat kondisi financial perusahaan tersebut. RBC yang dimiliki perusahaan asuransi akan mempengaruhi tingkat profitabilitas yang dihasilkan. (RRD)