ECONOMICS

BPS DKI Sebut Jumlah Usaha Pertanian di Jakarta Turun 2,92 Persen pada 2023

Heri Purnomo 05/12/2023 04:00 WIB

Jumlah usaha pertanian ST 2023 berasa di angka 13.798 unit, turun 2,92 persen dibandingkan 2013 sebesar 14.213 unit.

BPS DKI Sebut Jumlah Usaha Pertanian di Jakarta Turun 2,92 Persen pada 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengumumkan hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 Tahap 1. Hasilnya menujukan jumlah unit usaha pertanian masih di dominasi usaha pertanian perorangan. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta, Dwi Paramita Dewi menyebutkan, jumlah usaha pertanian ST 2023 berasa di angka 13.798 unit. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 2,92 persen dibandingkan 2013 sebanyak 14.214 unit. 

Dwi merincikan jumlah usaha pertanian perorangan (UPT) sebanyak 13.415 unit. Angka ini mengalami penurunan 5,11 persen dari 2013 yang sebanyak 14.139 unit. 

Kemudian jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) sebanyak 42 unit, turun 10,42 persen dari  2013 yang sebanyak 48 unit. Lalu jumlah usaha pertanian lainnya (UTL) tahun 2023 kini sebanyak 339 unit naik 1.203 persen dari sebelumnya hanya 26 unit. 

Dwi menjelaskan bahwa penurunan usaha pertanian mengalami penurunan tersebut lantaran jumlah lahan yang tersedia di DKI Jakarta saat ini sudah tidak tersedia. 

"Jakarta perkembangan kotanya peat, jadi banyak lahan yang dulu itu di 2013 masih dipakai oleh orang untuk bertani, namun sekarang lahan tersebut sudah menjadi perumahan. Terutama daerah di Joglo, kini di sana sudah jadi perumahan," katanya kepada MNC Portal Indonesia, Senin (4/12/2023). 

Dwi mengatakan jumlah usaha pertanian tersebut masih lebih banyak dikerjakan oleh petani yang memiliki usai lebih dari 39 tahun yakni sebanyak 56,81 persen. Kemudian petani milenial berumur 19-39 sebanyak 43,11 persen atau 2.568 orang. 

Ia juga mengatakan UTP urban farming atau orang yang mengusahakan pertanian di lahan terbatas yang sebagian besar media tanamnya tidak di permukaan tanah dan menggunakan teknologi hidroponik, aquaponik, vertikultur atau lainnya sebanyak 199 unit. 

"Jumlah UTP urban farming terbayak terdapat di kota Jakarta Selatan, sementara di Kabupaten Kepulauan Seribu tidak ada," katanya. 

Adapun terdapat 10 komoditas yang paling diusahakan UTP di DKI Jakarta di antaranya, ayam kampung 32,08 persen, kangkung 18,51 persen, ubi kayu 13,91 persen, unggas non pangan 10,64 persen, kambing potong 10,34 persen, lele 9,31 persen. 

Kemudian padi sawah 8,58 persen, pisang kepok 6,97 persen, bayam 6,64 persen dan alpukat 6,03 persen. 

(FRI)

SHARE