Cargill dan Viterra Angkat Kaki dari Rusia, Pasokan Pangan Global Terancam
Cengkeraman Pemerintah Rusia terhadap pasokan pangan global semakin kuat.
IDXChannel - Cengkeraman Pemerintah Rusia terhadap pasokan pangan global semakin kuat setelah dua perusahaan besar, Cargill Inc, dan Viterra, mengatakan mereka akan berhenti membeli biji-bijian dari negara Beruang Merah tersebut.
Dilansir dari Bloomberg pada Sabtu (1/4/2023), keluarnya Cargill Inc. dan Viterra dari Rusia berarti Kremlin akan memiliki kendali lebih besar atas pasokan pangan dan meraup lebih banyak pendapatan. Rusia merupakan pengekspor gandum terbesar di dunia.
Dominasi Rusia di pasar biji-bijian global makin menonjol setelah pecahnya perang di Ukraina. Harga gandum dan komoditas biji-bijian lain melonjak tahun lalu di tengah gangguan pasokan.
Archer-Daniels-Midland Co. juga mempertimbangkan opsi untuk keluar dari Rusia. Sementara itu, Louis Dreyfus sedang mempertimbangkan untuk mengurangi operasinya di Rusia.
“Kita dapat berasumsi bahwa pihak berwenang akan lebih mudah mengontrol arus ekspor karena mereka hanya akan berurusan dengan pemain lokal,” kata Andrey Sizov, direktur pelaksana di lembaga penelitian SovEcon.
Cargill dan Viterra berada di bawah tekanan untuk melepas aset mereka di Rusia sejak Desember 2022. Banyak tokoh berpengaruh di negeri tersebut meminta Kremlin membatasi pengaruh asing di sektor pangan Rusia.
Sementara itu, Presiden Vladimir Putin menjadikan kedaulatan pangan sebagai prioritas kebijakan pemerintahannya. Perusahaan-perusahaan lokal melahap pangsa pasar Viterra dan Cargill dalam beberapa tahun terakhir.
Viterra dan Cargill memperdagangkan sekitar 14 persen persen volume biji-bijian yang diproduksi Rusia musim lalu. Cargill mengatakan akan menghentikan ekspor biji-bijian yang bersumber dari perusahaan di Rusia mulai Juli.
“Jika pemerintah Rusia lebih terlibat, hal tersebut membawa lebih banyak risiko dari sudut pandang pasar,” kata Matt Ammermann, manajer risiko komoditas di StoneX.
(WHY)