ECONOMICS

Cegah Krisis Makin Parah, Giliran Italia Bangun Terminal Baru LNG

Desi Angriani 21/10/2022 15:22 WIB

Italia tengah bergegas membangun terminal gas alam cair (LNG) dalam menghadapi pemotongan pasokan dari Rusia.

Cegah Krisis Makin Parah, Giliran Italia Bangun Terminal Baru LNG (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Italia tengah bergegas membangun terminal gas alam cair (LNG) dalam menghadapi pemotongan pasokan dari Rusia. Proyek berkapasitas 5 miliar meter kubik ini akan dibangun di pelabuhan Piombino di wilayah tengah Tuscany.

Proyek berskala besar itu akan membantu Italia dalam mencegah krisis pasokan selama musim dingin mendatang sehingga mereka masih bisa menggunakan gas lebih lama.

Rencana ini merupakan bagian dari pemerintahan Mario Draghi yang akan menggantikan pasokan pipas gas Rusia yang berkurang karena invasinya ke Ukraina.

Roma telah memerintahkan para operator jaringan gas Snam untuk menghabiskan biaya USD400 juta guna mendirikan unit penyimpanan dan regasifikasi terapung baru (FSRU) dan beroperasi pada akhir Maret.

"Jadwal kami sangat ketat sehingga setiap hari tambahan untuk menyetujui proyek berarti satu hari lebih sedikit gas di jaringan kami," Elio Ruggeri, kepala bisnis LNG Snam, dikutip dari Reuters pada Jumat (21/10/2022).

FSRU merupakan kapal khusus yang akan menerima LNG dan mengubahnya kembali menjadi gas alam. Kapal tersebut telah menjadi standar pasar untuk kebutuhan gas hingga 10 bcm karena lebih cepat disiapkan dan bisa berpindah lokasi.

Pembangunan terminal baru ini memang menjadi langkah yang baik untuk membantu mengisi ulang sistem penyimpanan negara yang kini hampir kosong.

Menurut CEO grup energi Eni Claudio Descalzi, tanpa terminal baru ini, Itali mungkin akan kekurangan gas hingga 5-6 miliar meter kubik, yakni hampir 8% dari konsumsi tahunannya. Namun, langkah ini menjadi bentuk investasi bodoh yang justru mengikat Italia ke sumber energi lama.

"Ini akhirnya menjadi pilihan paling mahal, meningkatkan beban utang generasi baru," kata Michele Governatori dari ECCO dilansir dari Reuters, Jumat (21/10/2022).

Menurutnya akan lebih baik jika pemerintah memberikan insentif untuk mengurangi penggunaan energi daripada menghabiskan infrastruktur yang beresiko, mengingat kini Eropa telah bergeser menuju energi terbarukan.

Namun Italia yang sangat bergantung dengan pasokan energi impor menjadi gencar untuk mengamankan pasokan alternatifnya. Tahun lalu sebelum Rusia menginvasi Ukraina, gas Rusia mampu menutupi 38% dari total konsumsinya.

Pasokan, terutama dari negara-negara Afrika, termasuk Aljazair, Angola, Republik Kongo, Mesir dan Mozambik serta Qatar dan Amerika Serikat, akan mencapai lebih dari 10 bcm pada 2024-2025. 

(DES/ Ribka Christiana Putri)

SHARE