ECONOMICS

Cerita Kengerian Pebasket Disabilitas Saat Melarikan Diri di Bandara Afghanistan

Dinar Fitra Maghiszha 23/08/2021 12:26 WIB

Kapten tim bola basket kursi roda wanita Afghanistan, Nilofar Bayat, bercerita dirinya sedang memulai kehidupan baru setelah berhasil kabur dari negaranya.

Cerita Kengerian Pebasket Disabilitas Saat Melarikan Diri di Bandara Afghanistan. (Foto: Archysport)

IDXChannel - Kapten tim bola basket kursi roda wanita Afghanistan, Nilofar Bayat, bercerita dirinya sedang memulai kehidupan baru setelah berhasil kabur dari negaranya. Dia tiba di ibu kota Spanyol Madrid bersama suaminya Ramesh Naik Zai (27) pada Jumat (20/8), dia melarikan diri bersama 100 pengungsi lainnya.

"Saya melihat (saat) di bandara (Kabul) betapa berbahayanya (Taliban). Saya melihat mereka menembak dan memukuli. Saya menangis. Suami saya bilang ke saya saya untuk kuat, saya tidak akan pernah meninggalkan kamu sendirian," tutur Bayat, 28, dilansir Reuters, Minggu (22/8/2021).

Menyadari kondisi perekonomian yang kacau di ibu kota Kabul, Bayat khawatir masa depannya terancam jika memaksakan tinggal di negerinya. Dia mengaku tidak bisa hidup di bawah rezim Taliban di mana menurutnya dapat membalikkan semua pencapaian yang telah diraihnya selama 20 tahun terakhir.

"Saat saya melihat Taliban, saya memberi tahu (suami saya) bahwa saya ingin meninggalkan negara ini karena saya tidak bisa hidup dengan orang-orang ini," ujarnya.

Dirinya takut peran perempuan akan berkurang di bawah Taliban.

"Menjadi seorang wanita di rezim Taliban tidak berarti apa-apa, Anda bukan bagian dari masyarakat."

Saat berumur 2 tahun, sebuah roket menyasar rumahnya. Keluarganya menjadi korban kala itu. Kakaknya wafat, dan material bangunan mengenai sumsum tulang belakangnya yang membuatnya tak bisa berjalan hingga saat ini.

"Mereka (Taliban) datang dan mengubah hidup saya dan suami. Mereka memberi rasa sakit yang tak terbendung dalam hidup kami. Cacat permanen harus kami terima," tuturnya sambil mengingat masa lalu.

Untuk diketahui, perempuan 28 tahun ini dapat meloloskan diri berkat upaya pemerintah Spanyol dan Federasi Bola Basket Spanyol yang mengkhawatirkan kondisi negara Afghanistan di bawah Taliban.

Saat ini Bayat ditawari kesempatan untuk bermain basket bersama tim Bidaideak Bilbao BSR di Kota Bilbao, Spanyol, tempat pasangan tersebut tinggal.

Memulai kehidupan barunya bersama sang suami, di berpesan untuk rekan-rekannya di Afghanistan: "Kami berdoa agar kalian selamat. Tolong jangan menyerah!" (TYO)

SHARE