Cerita Pengusaha, APPBI Sebut Banyak Pengelola Mal Obral Aset Mereka
Dia mengatakan, sebetulnya defisit dari tahun 2020 hingga saat ini masih belum bisa teratasi.
IDXChannel - Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan, akibat dari pandemi Covid-19, penjualan aset pusat perbelanjaan/mal masih ada hingga saat ini.
Bahkan, tak sedikit pelaku usaha yang menawarkan aset kepada pihak-pihak investor. "Penjualan aset itu masih tetap ada, banyak pelaku-pelaku usaha yang mencoba menawarkan kepada pihak investor. Pusat perbelanjaan yang melakukan hal tersebut karena akibat dari lamanya pandemi," ujar Alphonzus saat berdialog di IDX Channel, Senin (14/2/2022).
Dia mengatakan, sebetulnya defisit dari tahun 2020 hingga saat ini masih belum bisa teratasi. Maka dari itu, pusat perbelanjaan berharap kondisi ini tidak berkepanjangan.
"Kami berharap PPKM level 3 ini tidak lama-lama. Karena akibatnya nanti seperti tadi. Kalau ini penutupan usaha (pusat perbalanjaan) terjadi lagi, dampaknya akan jauh lebih berat," ungkap Alphonzus.
Pada 2020, penutupan usaha di wilayah Jakarta terjadi selama tiga bulan (April-Juni). Kemudian, tahun 2021 karena dampak dari varian delta, penutupan usaha dilakukan hampir satu bulan yakni pada Juli lalu. Meskipun hanya satu bulan, kaya Alphonzus, dampaknya justru lebih berat dibandingkan tahun 2020. Hal itu karena pada 2021 sudah tidak ada dana cadangan lagi.
"Kalau pada saat 2020 itu, memang penutupan mal terjadi selama tiga bulan dan kondisinya berat, tetapi pelaku usaha masih memiliki dana cadangan. Dana cadangan ini habis terkuras selama 2020 untuk hanya sekedar bertahan. Pada saat tutup 2021 yang hanya satu bulan, itu bebannya jauh lebih berat," terangnya.
Maka dari itu, jika tahun ini ada penutupan usaha lagi, maka akan jauh lebih berat. Karena kerugian pada 2020 dan 2021 masih belum bisa teratasi.
Ditambah, bagi pusat perbelanjaan yang sebelum pandemi kondisi kinerja kurang baik, tentu akan mendapat tekanan luar biasa di masa pandemi ini.
"Itulah sebabnya kenapa hingga saat ini masih ada saja pusat-pusat perbelanjaan yang dicoba untuk dijual atau ditawarkan kepada investor. Karena kenyataannya, kondisinya sangat berat. Mereka tidak bisa bertahan lagi akibat kerugian yang dialami selama 2020 hingga saat ini," tandasnya.
(SANDY)