Dampak Konflik Israel-Palestina: Berpotensi Mengurangi Kerja Sama Ekonomi antara Negara
Konflik-konflik ini tidak hanya mengancam wilayah tempat konflik terjadi, tetapi juga berpotensi mengurangi keterhubungan ekonomi antara negara-negara
IDXChannel - Perekonomian global saat ini menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan konflik di Timur Tengah antara Palestina dan Israel, serta perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
"Konflik-konflik ini tidak hanya mengancam wilayah tempat konflik terjadi, tetapi juga berpotensi mengurangi keterhubungan ekonomi antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia," ujar Achmad Nur Hidayat MPP, Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom UPN Veteran Jakarta dalam rilis Minggu (29/10/2023).
Selama satu abad terakhir, perekonomian global telah menjadi lebih terintegrasi, dengan rantai pasokan internasional yang berkembang dan kemajuan teknologi yang eksponensial.
Globalisasi, yang meningkat pada paruh kedua abad ke-20, telah membawa perubahan signifikan dalam arus bebas perdagangan, modal, dan informasi secara global.
Namun, sejak krisis keuangan global tahun 2008, banyak negara mulai menerapkan kebijakan proteksionis untuk melindungi industri dalam negeri mereka dari persaingan asing, yang pada gilirannya menyebabkan deglobalisasi.
Dengan situasi saat ini di Timur Tengah, deglobalisasi semakin meningkat. Hubungan geopolitik AS di Timur Tengah juga semakin memburuk, dengan AS mengirim dua kapal induk dan 2000 tentara untuk melindungi Israel, yang dapat merusak reputasi AS di mata dunia Islam, termasuk Indonesia.
Menurut dia, keretakan geopolitik ini dapat menyebabkan berkurangnya kerja sama perdagangan antar negara, pembagian informasi, teknologi, dan hubungan pasar keuangan.
"Jika situasi di Timur Tengah terus meningkat, ini dapat menyebabkan perpecahan yang lebih besar di kawasan tersebut dan mungkin juga di antara beberapa pelaku ekonomi utama lainnya," urai dia.
Dukungan AS yang kuat terhadap Israel dapat menyebabkan negara-negara lain seperti Tiongkok, Rusia, dan Iran mengambil sisi menentang Israel, yang dapat memburuknya hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara tersebut. Ini juga dapat menyebabkan inflasi global dan kenaikan suku bunga di seluruh dunia, yang pada akhirnya akan memperparah pertumbuhan ekonomi global.
Untuk memahami dampak konflik di Timur Tengah dan Ukraina terhadap ekonomi global, kita perlu melihat lebih dekat pada beberapa faktor kunci.
Pertama, konflik ini menyebabkan ketidakpastian yang tinggi, yang dapat mengurangi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Kedua, konflik ini dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan menyebabkan inflasi.
Ketiga, konflik ini dapat menyebabkan perubahan dalam arus perdagangan global, yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan negara-negara yang terlibat.
Selain itu, negara-negara di seluruh dunia perlu memperkuat ekonomi domestik mereka dan mengurangi ketergantungan mereka pada negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Ini akan membantu melindungi mereka dari dampak negatif dari ketidakstabilan geopolitik dan memastikan bahwa mereka dapat terus berkembang meskipun ada ketidakpastian global.
(SAN)