ECONOMICS

Demi Tekan Penyebaran Covid-19, Apindo Minta Tarif Tes PCR Diturunkan

Azhfar Muhammad 11/08/2021 10:27 WIB

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, meminta agar tarif Tes PCR ikut ditekan demi mencegah penyebaran Covid-19. 

Demi Tekan Penyebaran Covid-19, Apindo Minta Tarif Tes PCR Diturunkan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, meminta pemerintah tidak hanya memberikan pelonggaran pada pelaksanaan PPKM Level 4, tetapi juga meminta agar tarif Tes PCR ikut ditekan demi mencegah penyebaran Covid-19

“Selain pelonggaran pada masa PPKM, penekanan kasus covid pun ini dinilai penting untukmeningkatkan testing dan mencegah penularan yang lebih tinggi di masyarakat, salah satunya dengan tes PCR,” kata Hariydi saat dihubungi MNC Portal, Selasa (10/8/2021).

Dirinya membandingkan harga tes PCR di India dan membandingkan efektifitas akurasi dari antigen. Apalagi, negara yang terletak di Asia Selatan tersebut ternyata berhasil menurunkan tarif hingga hanya seharga Rp97 ribu.

“Pakai PCR kan tarifnya masih Rp700 ribuan di sini. Di India sudah mengeluarkan kebijakan di Agustus itu cuma 500 rupee atau Rp97 ribu rupiah saja,” paparnya. 

PCR adalah metode yang diturunkan dari nuklir untuk mendeteksi keberadaan materi genetik spesifik dari patogen apapun, termasuk virus. Virus adalah paket mikroskopis materi genetik yang dikelilingi oleh amplop molekuler. Bahan genetik dapat berupa DNA atau RNA.

DNA adalah molekul dua untai yang ditemukan di semua organisme, seperti hewan, tumbuhan, dan virus, dan ia memegang kode genetik, atau cetak biru, untuk bagaimana organisme ini dibuat dan dikembangkan.

Sementara RNA adalah molekul satu untai yang menyalin, menyalin, dan mentransmisikan bagian dari kode genetik ke protein sehingga mereka dapat mensintesis, dan menjalankan fungsi yang membuat organisme tetap hidup dan berkembang.

Nah, beberapa virus seperti coronavirus (SARS-Cov2) hanya mengandung RNA, yang berarti mereka mengandalkan infiltrasi sel sehat untuk berkembang biak dan bertahan hidup. Begitu berada di dalam sel, virus menggunakan kode genetiknya sendiri, dalam kasus coronavirus adalah RNA, untuk mengambil kendali dan 'memprogram ulang' sel sehingga mereka menjadi pabrik pembuat virus.

Agar virus seperti coronavirus terdeteksi di awal tubuh menggunakan RT-PCR waktu nyata, para ilmuwan perlu mengubah RNA menjadi DNA. Ini adalah proses yang disebut 'transkripsi balik'. Mereka melakukan ini karena hanya DNA, yang merupakan bagian penting dari proses realtime PCR. (TYO)

SHARE