Demo Tolak Kenaikan BBM Rawan Disusupi Kepentingan
Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengingatkan bahwa unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM rawan ditunggangi kepentingan lain
IDXChannel - Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengingatkan masyarakat bahwa unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM rawan ditunggangi kepentingan lain.
Menurut Emrus, seharusnya mahasiswa mengedepankan dialog dengan adu ide dan gagasan dalam menyikapi kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 3 September 2022 lalu.
"Demolah dengan dewasa dan dialog, bertukar pikiran dan gagasan. Misal bikin surat permohonan dialog, kirim ke presiden. Buat satu pertemuan dan diliput media. Sehingga masyarakat bisa menilai gagasan mana yang bagus. Jadi, jangan demonstrasi mengganggu orang lain dan bisa saja ada penumpang gelap," ujar Emrus, Rabu (7/9/2022).
Emrus menambahkan, sejauh ini demokrasi di Indonesia belum dewasa, cenderung mengedepankan emosional. Padahal, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok akademik, seharusnya menyampaikan aspirasi secara lebih elegan. Menurut Emrus, dosen bertanggung jawab menumbuhkan kedewasaan akademik bagi mahasiswa.
"Akademisi harus mampu menyampaikan data dan fakta. Kalau tidak, tuntutan yang disampaikan amat sulit dikonkretkan, karena tidak jelas apa yang disampaikan. Jadi adu data saja, kalau BBM seharusnya tidak naik, kenapa," tambah Emrus Sihombing.
Dalam isu penyesuaian harga BBM bersubsidi, Emrus juga mengkritisi pola komunikasi pemerintah. Menurut Emrus, pemerintah seharusnya berdiskusi dengan komponen masyarakat sebelum memutuskan kebijakan. Sebab, dampak penyesuaian harga BBM sangat luas.
"Pemerintah harus berdialog dengan saudara kita di tempat terpencil atau tinggal di kantong kemiskinan kota untuk merumuskan skema atau pengaturan harga BBM. Dialog mutlak dalam negara demokrasi," tutup Emrus Sihombing.
(DES)