Diminati Pasar Global, Ekspor Perhiasan RI Tembus USD4,05 Miliar
Menurut data Kemenperin ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai USD4,05 miliar atau setara Rp66,2 triuliun pada periode Januari-Juni 2025.
IDXChannel - Industri perhiasan tanah air terus menunjukan kinerja positif di pasar global. Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai USD4,05 miliar atau setara Rp66,2 triuliun pada periode Januari-Juni 2025.
Capaian itu tumbuh 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD3,29 miliar. Hal itu menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia dengan pangsa pasar ekspor mencapai 2,5 persen.
Adapun negara yang menunjukkan minat tinggi terhadap produk perhiasan Indonesia seperti Swis, Hong Kong, India, Uni Emirat Arab (UEA) dan Yordania.
“Sebagai negara dengan tradisi panjang dalam pembuatan perhiasan, Indonesia mampu melahirkan produk yang tidak hanya diminati pasar domestik, tetapi juga menarik perhatian pasar internasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Kinerja positif ini, sejalan dengan meningkatnya minat pasar terhadap produk perhiasan emas dalam negeri. Pemerintah pun terus membangun ekosistem yang mendukung penguatan struktur industri perhiasan nasional.
Salah satu langkah strategisnya adalah pembentukan Bank Bullion yang diluncurkan pada Februari 2025. Bank ini diharapkan dapat memperkuat likuiditas dan akses pembiayaan emas bagi industri, memudahkan perolehan bahan baku, meningkatkan efisiensi rantai pasok, serta memperkokoh daya saing industri perhiasan nasional
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita sebagai pembina sektor industri, Kemenperin terus mengawal implementasi ekosistem Bank Bullion agar dapat memberikan kemudahan bagi pelaku IKM perhiasan, khususnya dalam memperoleh bahan baku emas.
“Kami berharap IKM perhiasan dapat menjadi bagian penting dari ekosistem Bank Bullion yang pada akhirnya turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Reni.
Lebih lanjut, Kemenperin juga melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing industri perhiasan.
Adapun berbagai program yang dijalan seperti partisipasi pada pameran dalam dan luar negeri, program e-Smart IKM, kegiatan business matching bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Atase Perdagangan (Atdag), program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), restrukturisasi mesin dan peralatan, serta pelatihan teknis bagi para perajin.