ECONOMICS

Dirut Garuda (GIAA) di Depan DPR: Kita Sudah Jadi Perusahaan yang Untung

Tangguh Yudha/MPI 03/07/2024 16:33 WIB

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengungkapkan torehan kinerja positif sepanjang 2023 di hadapan Komisi VI DPR.

Dirut Garuda (GIAA) di Depan DPR: Kita Sudah Jadi Perusahaan yang Untung (foto tvr parlemen)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengungkapkan torehan kinerja positif sepanjang 2023 di hadapan Komisi VI DPR. Kondisi ini diraih perseroan usai lolos dari risiko kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) berakhir damai.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyebut, perseroan jauh lebih menguntungkan pada 2023 dibanding tahun sebelumnya.

"Kondisi perusahaan hingga akhir 2023, saya memang tidak mencantumkan secara finansial detail, tapi yang ingin saya sampaikan, dibandingkan 2021 dari segi cost hampir tidak naik, tapi dari segi revenue mengalami peningkatan yang cukup tajam," kata Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Jakarta, Rabu (3/7).

"Tahun 2022 adalah awal kita setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), 2023 adalah masa bagaimana kita menyampaikan kepada seluruh pihak bahwa kita sudah menjadi perusahaan yang menguntungkan seperti janji kita saat PKPU," dia menambahkan. 

Lebih jauh, Irfan tidak memungkiri bahwa tantangan di industri penerbangan saat ini semakin besar. Katanya, harga avtur terus meningkat dan ada tantangan global terkait dengan restorasi armada, sehingga berdampak pada pergerakan cost atau biaya.

"Tidak bisa dipungkiri tantangan industri ini memang menakjubkan. Harga avtur terus meningkat, berdampak pada pergerakan cost dan juga tantangan dari secara global terkait dengan restorasi armada. Jadi memang sampai saat ini, tidak seluruh armada kita terbangkan karena memang ada isu dari sisi sparepart, antrean, dan lainnya," ujar Irfan.

Irfan menambahkan, dari segi ekuitas, Garuda Indonesia masih minus hampir USD1,3 miliar, di mana ini adalah penurunan yang sangat drastis dibanding sebelum PKPU yang mencapai USD6 miliar. Dia menyebut, operating revenue dan EBITDA mengalami kenaikan, yakni mendekati hampir USD3 miliar. 

Sementara EBITDA selama ini selalu dipastikan tumbuh terus menerus dan net income sudah positif dari tahun lalu. Dan dibanding periode 2022, kata Irfan, setiap pesawat Garuda menghasilkan revenue lebih banyak.

"Dibanding 2022, per pesawat menghasilkan revenue lebih banyak. Ini bisa terjadi dengan tiga hal, harga kita naikkan, utilisasi kita tingkatkan per pesawat, dan ketiga keterisian kita tingkatkan. Nah hasil dari tiga-tiganya ini adalah average 11 persen. Sementara secara cost to revenue ratio menurun di angka 31 persen," ujar Irfan.

"Dan insyaallah nanti dengan beberapa inisiatif yang dipimpin oleh Pak Pras, Dirut Keuangan, dari segi perlakuan akuntansi, syariah, insyaallah bisa positif. Kita belum baik sekali hari ini, tapi yang penting dari waktu ke waktu kita membaik," katanya.

(FAY)

SHARE